Tembok Besar China adalah mahakarya arsitektur yang dibangun bangsa China untuk mempertahankan wilayah kekuasaan mereka dari serbuan bangsa Mongol. Benteng ini sangat kokoh, dan memiliki panjang yang tidak tanggung-tanggung, mencapai ribuan kilometer.
Terpisah jarak 1.063 kilometer dari Beijing, tepatnya di Kota Yanchi, Provinsi Ningxia, ada bagian Tembok Besar China yang masih terjaga dengan baik kondisinya. Padahal usia dari situs bersejarah ini sudah tembus ratusan tahun lebih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pagi-pagi, tembok raksasa masih sepi (Wahyu/detikTravel) |
Menurut cerita Aming, Tembok Besar China dibangun berabad-abad silam saat China masih berada di zaman Dinasti Kekaisaran China. Usia tembok ini pun diperkirakan sudah lebih dari 500 tahun.
"Tembok ini dibangun dari zaman Dinasti Ming. Usianya sudah 500 tahun lebih. Kalau di sini, kita bisa naik sampai ke atas," kata Aming.
Tangga batu menuju ke atas tembok (Wahyu/detikTravel) |
Dari atas tembok ini, kita bisa melihat pemandangan Kota Yanchi secara lebih jelas dari atas ketinggian. detikTravel jadi membayangkan bila di zaman perang dulu, tembok ini pasti berfungsi sebagai benteng untuk memantau kegiatan musuh.
BACA JUGA: Alun-alun Genghis Khan di Perbatasan China-Mongolia
Sepanjang tembok, ada semacam bangunan yang kini sudah dialihfungsikan sebagai perpustakaan. Mungkin dulunya ini adalah tempat untuk para tentara berjaga, berganti-gantian dengan rekannya yang lain.
Pagi beranjak siang, suara musik menggema dari arah lapangan di bawah tembok raksasa ini. Rupanya ibu-ibu warga lokal sedang berlatih tari-tarian tradisional China, lengkap dengan aksesoris pelengkapnya berupa kipas dan bendera warna-warni.
Bangunan yang kini jadi perpustakaan (Wahyu/detikTravel) |
Jadilah pagi itu di Tembok Besar Yanchi dipenuhi gelak tawa baik oleh ibu-ibu warga lokal, maupun dari ibu-ibu anggota rombongan kami. Kebersamaan kami diakhiri dengan foto selfie yang tak kalah hebohnya. Seru!
Ibu-ibu warga lokal latihan menari (Wahyu/detikTravel) |












































Pagi-pagi, tembok raksasa masih sepi (Wahyu/detikTravel)
Tangga batu menuju ke atas tembok (Wahyu/detikTravel)
Bangunan yang kini jadi perpustakaan (Wahyu/detikTravel)
Ibu-ibu warga lokal latihan menari (Wahyu/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Sumut Dilanda Banjir Parah, Walhi Soroti Maraknya Deforestasi
Viral Tumbler Penumpang Raib Setelah Tertinggal di KRL, KAI Sampaikan Penjelasan
Bandara IMIP Disorot, Morowali Punya Berapa Bandara Sih?