Berjarak sekitar 2 jam perjalanan darat dari Kota Yinchuan di Provinsi Ningxia, China ada sebuah gedung pertunjukan yang terletak di tengah-tengah gurun pasir Mongolia. Bentuk gedung ini mengingatkan saya dengan tenda-tenda Suku Mongol.
Rupanya benar, setibanya kami di sini. Puluhan pria dan wanita berbaju khas Mongolia sudah siap menyambut kami. Mereka mengalungkan syal berwarna biru sebagai tanda kalau kami adalah tamu kehormatan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penari menyambut kami dengan syal berwarna biru (Wahyu/detikTravel) |
"Tarian tadi bercerita tentang seorang ibu yang tidak mau pisah dengan anaknya. Suku Mongol ini kan suku nomaden, berpindah-pindah. Saat menikah, perempuan akan ikut suami dan berpisah dengan keluarganya. Sang ibu tak tahu kapan lagi akan bertemu dengan anaknya," jelas Linda pada detikTravel, Kamis (3/5/2018).
Pertunjukan sendiri terbagi menjadi beberapa babak. Babak pertama mengisahkan tentang kehidupan laki-laki Suku Mongolia yang jago bertarung dan juga memanah. Sementara itu, para wanitanya terkenal pandai menari dan juga menyanyi.
Pria Mongol gagah berani, wanitanya jago menari dan menyanyi (Wahyu/detikTravel) |
Babak demi babak pertunjukan detikTravel nikmati dengan sangat asyik. Efek visual seperti bunga lavender yang muncul dari bawah panggung, suara gemericik air terjun hingga aksi akrobatik udara yang dilakukan para pemain itu begitu mengagumkan.
BACA JUGA: Bukan Beijing, Ini Tembok Besar China di Yanchi
Pertunjukan mencapai puncaknya saat sang mempelai wanita meminta izin untuk menikah kepada ibunya. Sang Ibu dengan berat hati harus melepas kepergian putri kesayangannya.
Puncak rasa sayang seorang ibu terhadap anak memang saat harus merelakan buah hatinya untuk menempuh lembaran hidup yang baru.
Momen saat sang ibu melepas kepergian putrinya untuk menikah (Wahyu/detikTravel) |
Coba jika pertunjukan dilangsungkan dalam dwi bahasa, penonton pasti akan lebih mudah memahami isi dari pentas spektakuler ini. Atau setidaknya sebelum pentas dibagikan summary terkait pertunjukan ini, tentunya itu akan sangat membantu sekali bagi para penonton yang tidak menguasai bahasa China.
Penonton mengajak para pementas selfie (Wahyu/detikTravel) |
Selepas pentas, para pemain mengizinkan kami untuk mengambil gambar bersama mereka. Sebuah kesempatan yang tentu saja tidak kami sia-siakan. Kapan lagi bisa berfoto dengan Suku Mongol yang berkostum tradisional lengkap seperti ini. (wsw/aff)












































Para penari menyambut kami dengan syal berwarna biru (Wahyu/detikTravel)
Pria Mongol gagah berani, wanitanya jago menari dan menyanyi (Wahyu/detikTravel)
Momen saat sang ibu melepas kepergian putrinya untuk menikah (Wahyu/detikTravel)
Penonton mengajak para pementas selfie (Wahyu/detikTravel)
Komentar Terbanyak
KGPH Mangkubumi Bantah Khianati Saudara di Suksesi Keraton Solo
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Keraton Solo Memanas! Mangkubumi Dinobatkan Jadi PB XIV