Itulah pengalaman detikTravel saat sedang berada di Rusia untuk meliput Piala Dunia 2018. Saat itu detikTravel tengah ingin terbang dari Kaliningrad untuk transit di Krasnodar, sebelum mendarat di Moskow.
Kebetulan maskapai yang dipesan adalah Izhavia Airlines, milik perusahaan lokal Rusia namun mungkin tak setenar Aeroflot, S7 atau Nordwind. Memang menurut informasi yang didapat, Izhavia yang didirikan pada 1992 hanya melayani penerbangan domestik serta ke negara tetangga seperti Armenia, Azerbaijan, dan Tajikistan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
detikTravel harus menuju pesawat menggunakan bus dan bukan garbarata seperti kebanyakan bandara besar di Rusia. Begitu turun dari bus, 'keanehan' itu baru terlihat ketika para penumpang digiring ke buntut pesawat.
BACA JUGA: Sejarah Perjalanan Manusia ke Luar Angkasa Tersimpan di Rusia
Ternyata, kita harus masuk lewat pintu kecil di belakang pesawat. Dengan ukuran pintu yang terbilang kecil maka penumpang naik satu per satu ke pesawat dan membuat antrean yang lumayan panjang.
Bagaimana dengan bagian dalam pesawat? Anda jangan membayangkan interior pesawat itu seperti pesawat bikinan pabrik Boeing atau Airbus, karena di dalamnya terlihat seperti pesawat tua yang sudah lama tidak diremajakan.
![]() |
![]() |
Rasa deg-degan pun muncul ketika pesawat hendak take off karena pesawat ini tak sebesar pesawat yang biasa ditemui. Tapi begitu berada di udara, perjalanan tiga jam ke Krasnodar sangat terasa karena pesawat ini tidak didesain untuk ngebut.
Mungkin karena sang pilot sudah ahli, maka proses pendaratan pun terbilang mulus, sama seperti saat lepas landas. Seperti tradisi penerbangan di Rusia, kebanyakan penumpang pun bertepuk tangan usai mendarat. Tertarik mencobanya? (mrp/fay)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit