Yangjiabu, Desa Legendaris Penghasil Kertas Tahun Baru di China

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari China

Yangjiabu, Desa Legendaris Penghasil Kertas Tahun Baru di China

Bona - detikTravel
Rabu, 02 Jan 2019 21:20 WIB
Desa wisata Yangjiabu di Kota Weifang, China (Bonauli/detikTravel)
Weifang - Bertepatan dengan momen Tahun Baru, mari berkenalan dengan Desa Yangjiabu, China. Selain membuat layangan, desa wisata ini juga penghasil kertas tahun baru.

detikTravel mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Kota Weifang, Provinsi Shandong di China, bersama Dwidaya Tour, baru-baru ini. Kota yang berada di antara Beijing dan Shanghai ini terkenal dengan layangannya.

Rupanya bukan cuma layangan yang jadi legenda di Desa Yangjiabu, Weifang. Desa ini juga jadi penghasil dari kertas tahun baru yang sudah jadi tradisi di China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kertas tahun baru atau new year papers adalah simbol dari penyambutan tahun baru. Biasanya masyarakat China akan menempelkan kertas ini di depan pintu atau tembok rumah di awal tahun.

Di desa wisata Yangjiabu inilah, kertas-kertas itu berasal. Untuk pembuatannya pun terbilang tradisional dan perlu ketekunan.

Yangjiabu, Desa Legendaris Penghasil Kertas Tahun Baru di China(Bonauli/detikTravel)


Selain workshop layangan, ada pula tempat pencetakan kertas tahun baru di desa ini. Traveler bisa melihat pembuatan kertas tahun baru di kawasan belakang pagoda.

Sebelum masuk ke dalam rumah pencetakan, traveler akan terlebih dahulu bertemu dengan pohon pagoda yang sudah berumur 600 tahun. Daun dari pohon ini juga menjadi salah satu bahan dalam pewarnaan kertas tahun baru.

Dari pohon pagoda, traveler bisa masuk ke area worksop. Di sisi tembok atau depan pintu saja, sudah banyak kertas bergambarkan dewa atau simbol keberuntungan.

Ruangan percetakan tidak begitu besar. Hanya ada satu ruangan besar yang memanjang. Di dalam ruangan tersebut ada 3 meja pekerja yang tersedia.

Setiap harinya para pekerja melakukan pewarnaan dari kertas-kertas tahun baru yang sudah di cetak terlebih dahulu. Proses pewarnaannya menggunakan batu sebagai alas, sikat kayu, kuas dan tinta warna yang terbuat dari bahan alami.

Yangjiabu, Desa Legendaris Penghasil Kertas Tahun Baru di China (Bonauli/detikTravel)


Setelah melalui pencetakan gambar, kertas akan dibundel menjadi satu. Satu bundel kertas berisi gambar yang sama. Karena pewarnaan menggunakan alas batu yang cetakannya mirip dengan gambar.

"Pewarnaan harus tepat dengan garis gambar," ujar Dennis, China Internasional Travel Service (CITS).

Satu-persatu kertas diletakkan dan ditempel di atas batu. Batu harus lebih dulu diberi warna dengan sikat kayu. Cara penyapuan kuas pun agak ditekan cukup kuat.

Peletakan kertas harus sesuai dengan gambar yang hendak diwarnai. Biasanya satu kertas tahun baru berisi sampai 6 warna. Maka pengrajin harus melakukan 6 kali pewarnaan dengan teknik yang sama.
Yangjiabu, Desa Legendaris Penghasil Kertas Tahun Baru di China (Bonauli/detikTravel)


Oleh sebab itu, kertas dibuat menjadi satu bundel dan diletakkan di sisi kiri pengrajin untuk dibolak-balik. Setelah satu warna selesai, maka pengrajin melanjutkan dengan warna kedua dan seterusnya sampai selesai.

Seorang pengrajin dapat menyelesaikan 100 kertas per harinya. Biasanya mereka akan bekerja dari pagi sampai sore jika sudah mendekati akhir tahun. Namun di hari biasa, mereka kerja setengah hari.

Gambar-gambar dari kertas tahun baru ini bermacam-macam. Biasannya adalah gambar dewa yang membawa kebahagiaan, kekayaan dan kelimpahan. Ada pula gambar seorang anak yang membawa ikan mas. Ini menjadi simbol membawa sifat baik yang ada di tahun sebelumnya ke tahun berikutnya.

Yangjiabu, Desa Legendaris Penghasil Kertas Tahun Baru di China(Bonauli/detikTravel)


Di dalam percetakan juga disediakan toko yang menjual langsung kertas-kertas tahun baru. Selain gambar, ukuran dari kertas ini pun bermacam-macam. Untuk ukuran standar A3, kertas akan dijual seharga 5 Yuan atau sekitar Rp 10.000an per lembar.

Dari sinilah semua kertas tahun baru China di produksi. Usaha ini sudah ada dari jaman dahulu dan diteruskan sampai sekarang. Untuk bisa berkeliling di desa wisata ini, wisatawan akan dikenakan biaya 60 Yuan atau sekitar Rp 120.000an. Selamat Tahun Baru! (wsw/aff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads