Jarang-jarang di Jepang, Musim Dingin Naik Kereta Klasik

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jarang-jarang di Jepang, Musim Dingin Naik Kereta Klasik

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 30 Jan 2019 23:25 WIB
Kereta Api Tsugaru di Aomori, Jepang (JNTO/CNN Travel)
Aomori - Jepang memang tekenal dengan kereta peluru atau Shinkansen-nya. Namun, kereta api klasik ini bisa membawa Anda melewati lanskap musim dingin yang epik.

Melansir CNN Travel, Rabu (30/1/2018), masih banyak pelancong yang lebih memilih perjalanan lambat karena ingin menikmati keindahan alam. Jalur Kereta Api Tsugaru yang bersejarah menjadi pilihan plesir.

Dari Desember hingga akhir Maret, salju menutupi hamparan tanah pertanian di Semenanjung Tsugaru yang terpencil di Prefektur Aomori. Musim dingin di ujung utara Pulau Honshu, sangatlah dingin

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun lalu, salju turun lebih dari enam setengah meter. Tapi Anda tidak akan merasakan dinginnya di dalam Kereta Api Tsugaru karena ada sistem konduktor yang menghangatkan mobil penumpang di era 1950-an digunakan pula di transportasi ini dengan membakar bara api dalam kompor besar di kedua ujungnya.

Kereta Api Tsugaru masih mempertahankan tradisi kereta api Jepang. Yang pertama dari tiga kereta harian berangkat dari Stasiun Tsugaru Goshogawara pada pukul 09.30 pagi. Jangka 45 menit berikutnya, kereta menuju utara melalui daerah musim dingin di desa-desa kecil.

konduktor pemanas gerbong Kereta Api Tsugaru (JNTO/CNN Travel)konduktor pemanas gerbong Kereta Api Tsugaru (JNTO/CNN Travel)


Terbilang reyot dan pasti tidak ada WiFi di Kereta Api Tsugaru. Dengan kecepatan tertinggi hanya 50 kilometer per jam, dibandingkan dengan Shinkansen yang dapat melesat mencapai 603 kilometer per jam.

Kereta api adalah perjalanan melalui waktu. Kereta mampu menawarkan rasa nostalgia kepada penumpang yang semakin sulit ditemukan di negara populer dengan kemajuan teknologinya dan kota-kota modern.

Di atas Kereta Api Tsugaru, kamu dapat mencicipi makanan dan budaya lokal Aomori. Berongkos 1.250 Yen atau sekitar Rp 161 ribu, konduktor pemanas gerbong juga untuk memanggang cumi-cumi.

Salah satu stasiun Kereta Api Tsugaru (JNTO/CNN Travel)Salah satu stasiun Kereta Api Tsugaru (JNTO/CNN Travel)


Petugas akan melewati gerbong dengan mendorong troli logam tua untuk menjual cumi-cumi kering dalam kantong plastik dan sake yang diproduksi secara lokal. Kereta Api Tsugaru menempuh sekali perjalanannya selama hampir lima jam.

BACA JUGA: Ssst, Ini Kolam Renang Paling Fenomenal di Jepang`

Kereta Api Tsugaru dibuka pada tahun 1930 untuk menghubungkan warga di utara Aomori yang berpenduduk sedikit dengan kota-kota besar di selatan. Tetapi jumlah penumpang telah menurun drastis dalam beberapa dekade terakhir, karena meningkatnya kendaraan pribadi dan pembangunan jalan raya baru di Prefektur Aomori.

Itu salah satu alasan kenapa kereta api masih beroperasi musiman untuk menarik penumpang baru. Dan itu mungkin berhasil.

Jumlah wisatawan yang naik kereta api setiap tahun terus meningkat, menurut salah satu pejabat di Kereta Api Tsugaru. Di akhir jalur, pengunjung dapat turun di Stasiun Tsugaru Nakazato. (msl/aff)

Hide Ads