Setelah berkunjung ke Temple of Confucius di Qufu, Provinsi Shandong, China, detikTravel bersama Dwidaya Tour melanjutkan perjalanan ke Confucius Mansion. Tempatnya berada tepat di sebelah Temple of Confucius.
Seperti namanya, Confucius Mansion adalah rumah besar yang ditinggali oleh keturunan Konfusius. Wisatasan akan langsung disambut oleh gapura besar layaknya rumah petinggi di zaman itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain unik, gerbang ini juga tidak dibuka sembarangan. Dalam kurun waktu setahun, gerbang ini hanya akan dibuka 3 kali dalam 3 acara tertentu.
"Pertama, gerbang ini akan dibuka pada saat kaisar datang, biasanya setelah upacara di Temple of Confucius. Hanya kaisar yang boleh melewati gerbang ini. Keturunan Konfucius bergaul erat dengan kerajaan," ujar Dennis, pemandu dari China International Travel Service.
Kedua, Gate of Double Glory akan kembali dibuka pada saat perayaan ulang tahun dari master of mansion atau tuan rumah. Pada saat itu, keturunan laki-laki pertamalah yang akan menjadi master of mansion.
"Orang-orang boleh datang untuk melihat, tapi tidak diperbolehkan untuk melewati," lanjut Dennis.
![]() |
Acara ketiga, ialah ketika anak laki-laki pertama dari master of mansion lahir. Pintu dibuka sebagai tanda bahwa anak tersebut kelak akan menjadi master of mansion yang baru.
Hanya setelah tahun 1949, rumah ini tidak lagi memiliki master of mansion. Keturunan ke-77 memilih untuk tinggal di Taiwan. Sehingga rumah ini menjadi properti milik pemerintah China.
Walaupun tidak lagi memiliki raja atau master of mansion, Gate of Double Glory kembali dibuka 3 kali. Gerbang ini dibuka setelah tahun 1949 ketika mantan Presiden Jiang Zemin datang ke Qufu.
"Saat melewati gerbang ini, wajah dari mantan presiden berubah jadi keemasan karena flash dari kamera," kata Dennis.
![]() |
Gerbang kembali dibuka ketika salah satu mantan politisi berpengaruh China, Li Pheng, datang berkunjung. Namun, Li Pheng menolak untuk melewati gerbang tersebut.
"Li Pheng berkata bahwa ia bukan orang yang berkedudukan paling tinggi layaknya raja. Sehingga Li Pheng memilih untuk berjalan dari sisi samping pintu," jelas Dennis.
Setelah Li Pheng, mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew menjadi yang terakhir. Lee Kuan Yew datang berkunjung ke Qufu dan melewati Gate of Double Glory.
Hingga saat ini, Gate of Double Glory belum lagi dibuka. Biar begitu, gerbang ini menjadi atraksi unik karena sejarahnya. Wisatawan diperbolehkan untuk berfoto di depan gerbang. (bnl/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!