Kisah Inspirasi 7 Pendaki Buta Naik Gunung Kilimanjaro

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Inspirasi 7 Pendaki Buta Naik Gunung Kilimanjaro

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Jumat, 22 Feb 2019 07:30 WIB
Pendaki Buta di Gunung Kilimanjaro (Paul Latham/Sightsavers/BBC)
Machame - Gunung Kilimanjaro di Tanzania merayakan momen spesial. 50 Tahun lalu ada 7 pendaki buta mendaki ke puncaknya, dan menjadi inspirasi kaum disabilitas.

Pendaki buta di sini bukan buta arah atau pendaki amatir. Mereka adalah pendaki disabilitas yang mampu mendaki atap tanah airnya di Benua Afrika, Gunung Kilimanjaro.

Melansir BBC, Jumat (22/2/2019), pada tanggal 20 Februari 1969, tujuh pendaki buta dan empat temannya telah menyelesaikan perjalanan yang sulit menuju puncak kawah Gunung Kilimanjaro, Tanzania. Gunung ini memiliki tinggi 5.885 mdpl atau puncak keempat dalam Seven Summit gunung tertinggi dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelompok ini membutuhkan waktu selama 9 jam untuk menempuh jarak 9.843 meter terakhir, berjuang melawan angin kencang dan suhu beku. Tujuannya ke tempat di mana pesawat Fokker F27 Friendship berputar-putar mengamati pendaki itu sebagai bentuk penghormatan.

Ekspedisi ini digagas oleh John Wilson, pendiri amal Sightsavers. Tujuannya untuk membantu menciptakan citra baru bagi para penyandang kebutaan di Afrika dan menunjukkan bahwa orang-orang buta yang terlatih memiliki stamina mental dan fisik untuk mencapai tujuan yang tepat.

(Paul Latham/Sightsavers/BBC)(Paul Latham/Sightsavers/BBC)

Pendaki buta ini memulai perjalanannya pada malam hari di tanggal 19 Februari pukul 20.00. Setelah tidur di sebuah gua dan melewati pendakian yang curam juga berbatu di hari itu, salah satu pendaki harus menyerah.

Di hari itu ada yang mengalami sakit di kakinya dan bersusulan dua orang mulai sakit ketinggian. Hal itu dijelaskan oleh Geoffrey Salisbury dari Royal Commonwealth Society for the Blind, bentuk organisasi Sightsavers saat ini.

Seperti yang dialami pendaki kebanyakan, para pendaki itu menderita wajah terbakar karena sinar matahari langsung. Tak sia-sia, meski buta, mereka mampu menemukan salju pertamanya dan memanjat bebatuan hingga memecahkan es raksasa.

(Paul Latham/Sightsavers/BBC)(Paul Latham/Sightsavers/BBC)

Para pendaki ini sebelumnya telah dipilih dari ratusan sukarelawan dari Kenya, Uganda dan Tanzania. Mereka telah menjalani program pelatihan dua minggu yang meliputi panjat tali, berkemah saat malam dan menguasai penggunaan peralatan gunung.

Perjalanan itu juga diliput di halaman depan surat kabar di Afrika dan semua pendaki Gunung Kilimanjaro ini menerima sambutan bak pahlawan. Tiga pasang sepatu bot usang mereka ditampilkan di Museum Nasional Uganda.

Bagaimana menurut traveler, keren bukan? (bnl/fay)

Hide Ads