Wisata halal secara umum adalah pariwisata yang ramah terhadap masyarakat muslim. Wisata halal pada intinya memenuhi kebutuhan traveler muslim khususnya terhadap kebutuhan ibadah dan makanan halal.
Wisata halal secara mendalam adalah pariwisata yang mengikuti nilai syariat Islam. Dengan definisi ini, atraksi dan destinasi yang melanggar aturan syariat Islam tentu tidak bisa dibilang halal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengunjungi saja sih bisa, namun jangan iseng ikut mencoba. Dihimpun detikTravel, Kamis (28/2/2019) ini 3 contoh destinasi yang punya atraksi yang tidak sesuai dengan prinsip wisata halal:
1. Amsterdam, Belanda
![]() |
Kebijakan ganja untuk hiburan pun legal di Belanda. Dengan jumlah tertentu, seseorang dapat membeli ganja. Biasanya, dijual di coffee shop, dan dinikmati sebagai rekreasi di rumah atau berbagai tempat.
Jangan salah, bahkan seks pun ada museumnya di sini. Meski dianggap tabu bagi sebagian orang, tapi di Belanda pun malah jadi sumber pendapatan dan edukasi lewat museum. Atraksi wisata di Belanda yang satu ini, tentu bertabrakan dengan konsep wisata halal.
2. Las Vegas, Amerika Serikat
![]() |
Di sini, ada MGM Grand, yang merupakan sebuah hotel dengan kasino ternama di Las Vegas. Ditambah dengan Caesars Palace, resor kasino mewah yang termahsyur. Tempat ini bahkan jadi lokasi syuting The Hangover, dengan scene ikoniknya.
Bahkan, traveler pun juga bisa menyewa berbagai fasilitas mewah. Seperti naik helikopter dan limosin keliling Las Vegas untuk berpesta.
3. Makau
![]() |
Misalnya saja City of Dreams, Lisboa, Wynn, dan Venetian dengan ribuan mesin judi dan ratusan meja permainan seperti baccarat, blackjack, roulette dan aneka jenis permainan lainnya. Inilah surga pecinta judi.
Tentunya, wisata ini pun punya pandangan tersendiri. Di satu sisi, jika mengambil kacamata wisata halal, aktivitas yang dilakukan di atas pun sangat jauh dari syariat Islam.
Namun, nyatanya yang dianggap haram pun memiliki pasar wisatawan. Tentunya, menjadi sumber pendapatan dan penghasilan sejumlah orang ditambah devisa yang membantu negara setempat.
Sebatas mengunjungi, mungkin masih tidak apa-apa. Namun traveler muslim yang baik tentu jangan sampai tergoda untuk mencoba. Kebanyakan traveler muslim, memang menghindari tempat-tempat semacam ini.
Untuk itu wisata halal hadir dan tumbuh menjadi tren bisnis pariwisata juga. Predikat 'ramah muslim' dijual untuk memfasilitasi kebutuhan traveler muslim dalam bepergian. (sna/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!