Melansir CNN travel, Senin (11/3/2019), permainan tradisional egrang di China digunakan oleh warga di jalanan. Mereka menari-nari di sepanjang jalan umum dan meski ada risikonya. Ada banyak kisah awal mula yang berbeda tentang egrang di Cina. Referensi sejarahnya berasal dari abad 5 SM.
Di Provinsi Hebei sebelah utara China, 300 km dari Beijing, legenda mengatakan ratusan tahun lalu terjadi banjir bandang yang mengancam desa-desa. Lalu, muncul 12 roh yang melayang di atas awan menghalangi jalan air dan mencegah bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tradisi egrang telah berkembang secara berbeda di berbagai bagian China. Pemakai egrang Hebei berdiri sekitar satu meter di atas tanah, berpakaian seperti selusin roh di atas, termasuk hantu berkepala besar, dukun atau raja kejahatan.
Rombongan tersebut melakukan perjalanan dari kota ke kota, mengumumkan kehadiran mereka dengan tabuhan drum dan simbal. Kegiatan tradisional ini juga diiringi tarian, melompati bangku yang tinggi dan menyeimbangkan diri di satu kaki.
Para pejalan kaki menggunakan egrang juga dibayar hingga 70.000 RMB per tahun atau sekitar Rp 147,6 juta. Ketika tidak di jalan, para pelaku tinggal bersama di keluarga tani lainnya.
![]() |
Meski begitu, para pemain gerang merasakan ada kesulitan. Jatuh dan patah tulang tidak bisa dihindari, dan ada yang harus berlatih selama lebih dari 10 tahun.
Saat China kian modern, para pejalan dengan egrang menghadapi tantangan baru. Wisatawan pun semakin tertarik dengan mereka. Mereka pun beraksi di berbagai tempat wisata di China.
Penduduk desa tak ingin perjalanan egrang yang monoton. Mereka ingin tontonan lebih seperti adanya tarian dan hal-hal tambahan baru lainnya, yang dipelajarinya dari internet.
Di pinggiran Kota Baoding, pejalan kaki egrang melatih diri selama tiga jam sehari. Mereka meniru gerakan yang mereka temukan saat berselancar di dunia maya, tentu dengan egrang yang masih melekat dan itu berbahaya.
Sejauh ini, pengorbanan mereka telah terbayar. Para pejalan yang menggunakan egrang dilirik dan telah muncul di TV pemerintah China. (msl/fay)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan