Swedia adalah negara itu. Urusan nggak suka pacaran maupun rasa enggan terikat tak lepas dari prinsip dan budaya negara mereka yang sangat menghargai kemandirian.
Dihimpun detikcom dari BBC, muda-muda Swedia yang sangat mandiri itu lebih suka tinggal sendiri daripada menikah. Padahal menurut penelitian, jumlah warga lajang alias jomblo di Swedia adalah yang terbesar di Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 14 Negara Paling Jago Bahasa Inggris |
Orang Swedia dikenal dingin dan tidak suka bergaul. Mereka sangat menghargai privasi orang, bahkan mengobrol saja jarang dilakukan. Budaya pernikahan relatif tidak menonjol pada warga Swedia. Kotanya saja kebanyakan terdiri dari apartemen-apartemen kecil untuk kehidupan sendiri.
Hampir setengah rumah tangga di Swedia merupakan orang dewasa tanpa anak. Kasus perceraian di Swedia pun jadi yang tertinggi di Eropa.
Namun, bukan berarti orang Swedia tidak punya keturunan. Mereka lebih suka tinggal bersama dari pada terikat dengan pernikahan. Atau punya anak tanpa harus menikah. Kata pernikahan dirasa membebankan bagi orang Swedia. Jangankan nikah, status pacaran pun dinilai begitu mengikat.
Budaya mandiri yang mengakar sejak muda membuat orang Swedia tak suka ketergantungan. Hal ini juga didukung dengan kesetaraan gender dalam hal bekerja. Sehingga wanita bisa hidup menafkahi anak dengan biaya dari negara saja.
Baca juga: Kisah Puncak Gunung yang Hilang di Eropa |
Menurut salah seorang warga lokal, Djina Wilk, orang Swedia memang jarang menunjukkan emosi. Cara terbaik untuk melakukan pendekatan adalah dengan kursus saat malam hari atau olahraga. Aplikasi berkencan online pun dirasa tidak pas untuk warga Swedia.
"Orang Swedia umumnya menjadi hangat dan setia begitu Anda lebih dekat," ujar Wilk.
Meski demikian, banyak ekspat yang ternyata betah tinggal di Swedia. Keuntungan yang diberikan negara ini lebih menggiurkan dari pada sekedar mencari pasangan hidup.
(bnl/krs)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan