Vasa, demikian nama bangkai kapal perang itu. Dilansir BBC Travel, ketika berlayar dari Teluk Stockholm pada tahun 1628 silam Vasa merupakan kapal perang berteknologi paling tinggi di dunia.
Kapal ini dibangun sepanjang 68 meter dan membawa 64 meriam, yang saat itu belum pernah ada sebelumnya. Vasa merupakan salah satu contoh kapal perang pertama dengan dua dek senjata lengkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Vasa terpuruk di dasar teluk selama sekitar tiga abad. Sampai pada suatu hari para arkeolog menyelamatkan bangkai kapal itu dan memajangnya di museum yang sekarang paling banyak dikunjungi wisatawan di seluruh Skandinavia.
Kisah tenggelamnya Vasa menjadi salah satu kegagalan dan misteri terbesar dalam sejarah arsitektur angkatan laut. Kecelakaan ini telah dianggap menjadi bencana nasional oleh publik.
Tenggelamnya kapal ini disaksikan oleh sedemikian banyak orang yang berkumpul untuk merayakan pelayaran pertama kapal perang ini. Begitu dramatis, detik-detik kapal ini menewaskan orang-orang yang menaikinya pun terlihat jelas oleh masyarakat.
Saat itu kapal dihembus angin kencang, lalu condong ke samping sampai kemudian air mulai masuk ke dalamnya. Setelah tenggelam secara tiba-tiba, diduga bahwa kapal ini tidak stabil. Alasan di balik ketidakstabilan itu belum diketahui hingga saat ini.
Beberapa sejarawan percaya bahwa kapal tersebut tidak dirancang secara benar. Sedangkan yang lainnya beralasan bahwa bobot daya tembak yang luas dari kapal tidak terdistribusi dengan benar.
![]() |
Yang menarik, walaupun sudah teronggok di dasar laut sekitar tiga abad, kondisi Vasa masih baik saat ditemukan. Rupanya, ini tak lepas dari proses pembuatannya. Karena akan berlayar di air laut Baltik yang dingin dan miskin oksigen, kapal dilindungi dari bakteri dan cacing yang biasanya menggerogoti bangkai kapal kayu. Ketika diangkut dari laut pada tahun 1961, para ahli memperkirakan bahwa 98% kayu asli di kapal masih utuh walaupun sudah sangat lama terendam air.
Sekarang, kapal Vasa sudah bertempat di Vasa Museum, Stockholm, Swedia. Publik bisa melihat sisa-sisa keindahan kapal berhiaskan ukiran kayu yang bercerita tentang keluarga kerajaan Swedia itu. Para ahli bertekad untuk terus melestarikan kapal itu sampai masa yang akan datang.
(elk/krs)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia