Selasa, 17 Des 2019 12:50 WIB
INTERNATIONAL DESTINATIONS
Lagi Ramai Ular Kobra, Kalau Ini Beneran Desa Kobra
Afif Farhan
detikTravel

Ban Kok Sa-Nga - Lagi ramai dan bikin takut soal ular kobra masuk ke pemukiman warga di Jakarta dan sekitarnya. Yang satu ini, dari namanya saja bisa bikin lebih ngeri: desa kobra!
Ban Kok Sa-Nga atau lebih dikenal cobra village alias desa kobra. Di sinilah tempatnya manusia dan ular hidup berdampingan.
Desa kobra ini berada di utara Thailand, tepatnya di Provinsi Khon Kaen. Kalau naik mobil dari Kota Bangkok butuh waktu sekitar 7 jam.
Bayangkan, 140 rumah di sana setidaknya memiliki 1 ekor ular kobra atau ular piton (kebanyakan ular kobra). Masyarakat di sana sudah hidup bersama ular sejak 60 tahun lalu.
Mengapa mereka hidup bareng ular?
Dilansir dari CNN, sudah 60 tahun lebih warga Ban Kok Sa-Nga sudah hidup bersama ular. Awalnya, mereka mau menghidupkan desa dengan pertunjukan ular kobra. Lewat pertunjukan seperti itu, tentu mereka bisa menghasilkan uang.
Namun seiring berkembangnya zaman, hal tersebut sudah tergerus. Tapi tetap saja, memelihara ular sudah menjadi hal yang biasa dan terus dilakukan oleh tiap generasi.
Bualee dikenal sebagai pawang ular paling senior di sana. Dia sudah 50 tahun bekerja sebagai pawang ular dan mengikuti tur ke Koh Samui, Phuket dan Krabi. Kepada CNN, dia menceritakan tentang kehidupannya sehari-hari.
"Saya sudah 21 kali digigit ular kobra," katanya sambil tertawa.
3 Jarinya pun sampai harus diamputasi karena gigitan ular kobra. Dia pun tidak sama sekali sedih digigit ular kobra. Lho kok begitu?
"Kami sudah hidup bersama ular selama bertahun-tahun. Kalau ada salah satu dari mereka mati, maka kami akan membuat persembahan di kuil," jelasnya.
Bualee menjelaskan, hidup bersama ular di desanya sudah diajarkan kepada anak-anak dari usia dini. Anak-anak diajarkan tentang bagaimana memberi makan ular atau menjinakkan.
"Setiap orang tua bebas mengajarkan sesuai caranya masing-masing," tegasnya.
Tapi tentu, keamanan adalah yang paling utama. Ular-ular kobra yang dipelihara punya kandangnya berupa suatu kotak. Ular-ularnya tak dilepas begitu saja.
Salah satu atraksi yang terkenal di Ban Kok Sa-Nga dan masih ada hingga kini adalah tinju ular, tinju antara manusia dan ular. Dalam tinju ini, ular akan dibuat marah dan seorang priaakan masuk ke dalam ring untuk menjinakkannya. Semakin ular marah dan semakin sulit dijinakkan, tinju ular ini terlihat makin seru!
Ular-ular di Ban Kok Sa-Nga pun sudah terbiasa dengan manusia. Jangan heran, kalau kamu melihat anak-anak mengalungkan ular di leher sambil menciumnya.
"Hanya beberapa ular yang sering kita tampilkan untuk acara turis. Lebih dari itu, kami di sini memang sangat cinta dengan ular," ucap Bualee.
Berani datang ke desa kobra di Thailand ini?
Simak Video "Penampakan Ular Sanca 3 Meter Mangsa Ternak Milik Warga di Jambi "
[Gambas:Video 20detik]
(aff/krs)
Ban Kok Sa-Nga atau lebih dikenal cobra village alias desa kobra. Di sinilah tempatnya manusia dan ular hidup berdampingan.
Desa kobra ini berada di utara Thailand, tepatnya di Provinsi Khon Kaen. Kalau naik mobil dari Kota Bangkok butuh waktu sekitar 7 jam.
BACA JUGA: Mengenal Ular-ular 'Raksasa' di Indonesia |
![]() |
Bayangkan, 140 rumah di sana setidaknya memiliki 1 ekor ular kobra atau ular piton (kebanyakan ular kobra). Masyarakat di sana sudah hidup bersama ular sejak 60 tahun lalu.
Mengapa mereka hidup bareng ular?
Dilansir dari CNN, sudah 60 tahun lebih warga Ban Kok Sa-Nga sudah hidup bersama ular. Awalnya, mereka mau menghidupkan desa dengan pertunjukan ular kobra. Lewat pertunjukan seperti itu, tentu mereka bisa menghasilkan uang.
Namun seiring berkembangnya zaman, hal tersebut sudah tergerus. Tapi tetap saja, memelihara ular sudah menjadi hal yang biasa dan terus dilakukan oleh tiap generasi.
![]() |
Bualee dikenal sebagai pawang ular paling senior di sana. Dia sudah 50 tahun bekerja sebagai pawang ular dan mengikuti tur ke Koh Samui, Phuket dan Krabi. Kepada CNN, dia menceritakan tentang kehidupannya sehari-hari.
"Saya sudah 21 kali digigit ular kobra," katanya sambil tertawa.
3 Jarinya pun sampai harus diamputasi karena gigitan ular kobra. Dia pun tidak sama sekali sedih digigit ular kobra. Lho kok begitu?
"Kami sudah hidup bersama ular selama bertahun-tahun. Kalau ada salah satu dari mereka mati, maka kami akan membuat persembahan di kuil," jelasnya.
![]() |
BACA JUGA: Serba-serbi Dunia Ular di Indonesia |
Bualee menjelaskan, hidup bersama ular di desanya sudah diajarkan kepada anak-anak dari usia dini. Anak-anak diajarkan tentang bagaimana memberi makan ular atau menjinakkan.
"Setiap orang tua bebas mengajarkan sesuai caranya masing-masing," tegasnya.
Tapi tentu, keamanan adalah yang paling utama. Ular-ular kobra yang dipelihara punya kandangnya berupa suatu kotak. Ular-ularnya tak dilepas begitu saja.
![]() |
Salah satu atraksi yang terkenal di Ban Kok Sa-Nga dan masih ada hingga kini adalah tinju ular, tinju antara manusia dan ular. Dalam tinju ini, ular akan dibuat marah dan seorang priaakan masuk ke dalam ring untuk menjinakkannya. Semakin ular marah dan semakin sulit dijinakkan, tinju ular ini terlihat makin seru!
Ular-ular di Ban Kok Sa-Nga pun sudah terbiasa dengan manusia. Jangan heran, kalau kamu melihat anak-anak mengalungkan ular di leher sambil menciumnya.
"Hanya beberapa ular yang sering kita tampilkan untuk acara turis. Lebih dari itu, kami di sini memang sangat cinta dengan ular," ucap Bualee.
![]() |
Berani datang ke desa kobra di Thailand ini?
Simak Video "Penampakan Ular Sanca 3 Meter Mangsa Ternak Milik Warga di Jambi "
[Gambas:Video 20detik]
(aff/krs)