Mayoritas masyarakat di dunia memandang Corona sebagai virus mematikan. Tapi, virus Corona disembah sebagai Dewi Corona di India.
Apabila semua orang takut pada virus Corona maka lain halnya dengan sejumlah masyarakat di Desa Asansol, West Bengal, India. Mengutip The Hindu, Selasa (21/7/2020), masyarakat di sana melihat virus Corona sebagai sosok dewi.
Oleh masyarakat setempat, Dewi Corona disebut sebagai Corona Mai atau Corona Devi. Layaknya Dewa dan Dewi lain di agama Hindu, Dewi Corona juga disembah oleh masyarakat di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tempat Paling Suci India Tak Lagi Sama |
Dewi Corona sendiri dilihat sebagai Dewi Epidemiologi yang bertugas untuk menyembuhkan penyakit. Hanya apabila murka, Dewi Corona dipercaya dapat menjatuhkan penyakit menular seperti cacat, demam, malaria hingga corona. Secara arti, sang Dewi menjadi sang penyembuh sekaligus pemberi penyakit seperti diberitakan The Conversation.
Diketahui, masyarakat di Asansol terbiasa melakukan perayaan kecil atau pooja di tepi Danau Chinnamasta setiap pagi. Biasanya dari pukul 08.00-09.00 waktu setempat.
Dalam perayaan itu, para penyembah Dewi Corona yang mayoritas adalah kaum wanita akan menyanyikan mantra hingga memberi persembahan sederhana seperti bunga, buah dan dupa di sana. Sebelumnya, mereka akan mengajak wanita lain untuk ikut meramaikan.
"Kami berdoa agar Corona Devi mengusir virus dari kami untuk selama-lamanya," ujar salah satu umat, Nita Das (23).
Selain mantra yang terus diucapkan, dupa dan persembahan yang disajikan dipercaya memiliki kekuatan untuk mengusir segala penyakit.
"Kami telah memutuskan untuk menyembah Corona Devi setiap Senin dan Jumat sampai dia puas," ujar Sabita Prasad (56).
Hanya saja, tak sepenuhnya masyarakat setuju akan ritual menyembah Dewi Corona. Apalagi di kondisi sekarang yang berada di tengah pandemi, kegiatan pemujaan disebut dapat memperburuk penyebaran COVID-19.
"Jika kegiatan tetap berjalan seperti sekarang, kami akan segera terinfeksi oleh penyakit ketimbang sembuh," ujar warga setempat, Nilanjan Mukherjee (45).
Dalam tradisi Pooja, masyarakatnya memang terdiri dari semua kalangan. Baik muda mau pun lansia, semua tumpah ruah dalam tradisi menyembah Dewi Corona tersebut.
(rdy/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!