Mengenal Kepulauan Paracel yang Jadi Rebutan China-Vietnam

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengenal Kepulauan Paracel yang Jadi Rebutan China-Vietnam

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Minggu, 26 Jul 2020 13:27 WIB
Kepulauan Paracel di Laut China Selatan
Pulau Woody di Kepulauan Paracel (Foto: CNN)
Da Nang -

Klaim sepihak pulau-pulau kecil ini bisa memutuskan hubungan antara China dan Vietnam. Kepulauan itu ada di Laut China Selatan, Paracel namanya.

Dinamai oleh pembuat peta dari Portugis abad ke-16, Paracel adalah kumpulan dari 130 pulau karang kecil dan terumbu karang di bagian barat laut Laut Cina Selatan. Kepulauan ini adalah penopang biota laut yang begitu kaya.

Kepulauan Paracel lebih dari sekadar tempat penangkapan yang kaya ikan. Ada spekulasi bahwa di kepulauan itu menyimpan cadangan energi yang besar dan potensial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepulauan Paracel tidak memiliki populasi penduduk asli. Di sana hanya ada garnisun militer China yang berjumlah 1.400 orang, menurut CIA Factbook.

Tidak ada kepastian tentang siapa yang benar-benar memilikinya. Menurut salah satu ahli, jawaban kepemilikan kuat kepulauan Paracel adalah Vietnam. Menurut ahli lainnya, jawabannya adalah Cina.

ADVERTISEMENT

Kepulauan Paracel telah berada di tangan China selama 45 tahun. Beijing semakin mengklaim hampir semua wilayah China Laut Selatan dan Hanoi pun tak terima akan hal tersebut.

Kepulauan Paracel di Laut China SelatanKlaim China atas Laut China Selatan (Foto: CNN)

Sejarah akar konflik kepulauan Paracel

Menurut Tran Duc Anh Son, salah satu pakar Laut Cina Selatan yang terkemuka di Vietnam, bukti kedaulatan Vietnam atas kepulauan Paracel berdasar peta dari tahun 1686. Ia menyebut kepulauan itu milik dinasti Nguyen, pemimpin kawasan yang sekarang jadi Vietnam modern.

Sebuah peta ditampilkan di Museum Kepulauan Paracel untuk mendukung klaim kedaulatan Vietnam di atas klaim China.

Pada akhir abad ke-17, dinasti Nguyen mengirim armada nelayan, Đội HoΓ ng Sa, untuk menduduki pulau-pulau itu, memanen sarang burung dan makanan laut. Lalu bahan makanan ini diserahkan ke bangsawan.

Nelayan-nelayan itu menamainya dengan nama Vietnam, kepulauan Hoang Sa. Pada tahun 1816, Raja Gia Long, dari Dinasti Nguyen, secara resmi mencaplok Paracel, membangun kedaulatan Vietnam.

Tapi China mengatakan bahwa klaimnya terhadap kepulauan itu dapat ditelusuri kembali ribuan tahun lalu. Pelayarannya sudah lebih dari 2.000 tahun lalu.

"China adalah negara pertama yang menemukan, menamai, mengeksplorasi, dan mengeksploitasi sumber daya Kepulauan Laut Cina Selatan dan yang pertama secara terus-menerus menggunakan kekuatan berdaulat atas mereka," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah makalah tahun 2014.

Kepulauan Paracel di Laut China SelatanPeta lama Laut China Selatan (Foto: CNN)

China sendiri menyebut kepulauan Paracel sebagai kepulauan Xisha

Lalu, Vietnam telah membangun Museum Kepulauan Paracel di Da Nang. Museum ini mempunyai tiga lantai dan dibangun dengan biaya USD 1,8 juta.

Dibuka dari tahun 2018, museum ini telah dikunjungi 40.000 traveler yang setengahnya adalah siswa. Mereka dapat melihat ruang pameran, melihat dokumen, peta dan foto yang dikurasi untuk menekankan bahwa pulau itu milik Vietnam.

Menurut Mark Hoskin, seorang peneliti di Pusat Studi Internasional dan Diplomasi di Universitas London, mengatakan bahwa ada catatan independen sejak tahun 1823. Di dalamnya menunjukkan bahwa kapal dan nelayan China sudah ada di Paracel.

Dan secara hukum, kata Hoskin, Vietnam mungkin telah menyerahkan klaim Paracel pada tahun 1958. Itu ketika Perdana Menteri Vietnam Utara menulis surat kepada pemerintah China yang mengatakan bahwa Hanoi mengakui dan menyetujui klaim kedaulatan Beijing atas Laut Cina Selatan.

Menurut Raul Pedroza, mantan profesor hukum internasional di US Naval War College, dalam analisis yang terbit di tahun 2014 untuk organisasi riset nirlaba CNA bahwa Vietnam menunjukkan minat yang jelas dalam kedaulatan atas Paracel sejak awal 1700.

Vietnam telah mempertahankannya dari masa kolonial Prancis pada paruh pertama abad ke-20, dan divisi 1954. Dan penyatuan Vietnam pada tahun 1975.

China tidak menunjukkan minat pada kedaulatan Laut China Selatan hingga tahun 1909. Mereka mengirim armada kecil untuk memeriksa dan menempatkan penanda di beberapa pulau.

Kepulauan Paracel di Laut China SelatanMuseum Kepulauan Paracel di Da Nang (Foto: CNN)

Bahkan kemudian, orang-orang China tidak tinggal di sana sampai pendudukan Pulau Woody, daratan terbesar di Paracel, pada tahun 1956. Lalu menduduki seluruh kepulauan pada tahun 1974 setelah pertempuran singkat dengan Vietnam Selatan, yang menewaskan 53 tentara Vietnam Selatan.

Namun tindakan China dalam kedua kasus tersebut merupakan pelanggaran terhadap piagam PBB. China dilarang menggunakan kekuatan untuk mengancam integritas teritorial negara lain dan tidak sah dalam penegasan kedaulatannya itu.

Sejak mengusir pasukan terakhir Vietnam dari Paracel pada tahun 1974, China terus memperkuat klaimnya terhadap pulau-pulau itu. Mereka menempatkan garnisun militer dan membangun lapangan terbang dan pelabuhan buatan di Pulau Woody.

Vietnam tidak hanya berkampanye propagandanya di Museum Kepulauan Paracel saja. Di Kota Kekaisaran di Hue, terdapat peta yang disebut Vietnam sebagai peta tertua Tiongkok pada masa kontemporer.

"Ini menunjukkan bahwa pada awal abad ke-20, titik paling selatan wilayah China adalah pulau Hainan dan tidak disebutkan sama sekali kepulauan Xisha dan Nansha yang notabene adalah kepulauan Hoang Sa (Paracel) Vietnam dan Truong Sa (Spratly)," bunyi keterangan pada bawah peta itu.

Da Nang memiliki pantai My Khe dan dalam beberapa panduan wisata disebut sebagai Pantai China. Itu adalah julukan diberikan oleh tentara AS, sebagai tempat rekreasi.

Namun pemerintah Vietnam meradang pada istilah itu dan mengancam akan menutup situs perjalanan domestik yang menggunakannya. Penduduk setempat juga tidak setuju.




(msl/ddn)

Hide Ads