Kota Kaesong di Korea Utara terancam lockdown setelah ditemukannya seorang warga yang terindikasi corona. Ini profil kota di perbatasan kedua negara tersebut.
Pada hari Jumat sore kemarin (24/7), Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un baru saja menutup total Kota Kaesong yang terletak di antara perbatasan kedua negara setelah satu warganya terindikasi COVID-19 seperti diberitakan media lokal Korean Central News Agency.
Satu warga yang dicurigai terindikasi corona itu pun disebut sebagai pelarian Korea Utara yang sempat kabur ke Korea Selatan setahun lalu, sebelum ia kembali masuk ke negara tersebut akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hanya di kalangan traveler, mungkin belum banyak yang tahu perihal kota Kaesong. Selain lokasinya yang berada di antara perbatasan kedua negara, dahulu Kaesong juga sempat menjadi Ibu Kota Korea Utara saat Kerajaan Taebong dan Dinaty Goryeo.
Oleh sebab itu, Kaesong juga menyimpan peninggalan Istana Manwoldae yang bersejarah. Tercatat, ada sekitar 12 peninggalan bersejarah di kota tersebut yang masuk ke Situs Budaya UNESCO tahun 2013 silam.
![]() |
Sejumlah peninggalan yang patut dilihat seperti Nam Gate, Sonjuk Bridge, Makam Raja Kongmin dan tentunya Kota Tua Kaesong. Selain itu, juga ada Air Terjun Pakyon.
Di masa jayanya, kota tersebut pernah jadi pusat perdagangan ginseng yang jadi salah satu komoditas utama mereka. Dalam perjalanannya, kini Kaejong lebih dikenal akan industri lampunya.
Untuk mencapainya, traveler pun harus lebih dulu menuju ibu kota Pyongyang. Setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan atau tur profesional yang diakui Pemerintah Korea Utara via jalan tol sekitar 2,5 jam perjalanan darat.
Namun, sejak awal tahun lalu Pemerintah Korea Utara memang telah menutup akses masuk ke negara tersebut akibat COVID-19. Tidak diketahui, kapan Korea Utara akan kembali membuka akses masuk ke negara tersebut untuk wisatawan.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum