Singgah ke Kuil Bayon di Angkor Wat, Siem Reap, tak ubahnya kembali ke masa lalu. Suasananya masih begitu otentik.
Kuil Bayon adalah salah satu bangunan yang lebih terkenal, populer dan indah di Taman Arkeologi Angkor Wat. Terletak tepat di sebelah utara Angkor Wat, kuil ini dulunya berada di pusat kota kuno Angkor Thom.
Kadang-kadang disebut Kuil Jayawarman, untuk menghormati Raja Khmer yang memerintahkan pembangunannya. Tempat ini terkenal karena banyak menaranya dengan wajah tersenyum lembut di setiap sisinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuil Bayon memiliki sekitar 50 menara di sekitar reruntuhan candi dengan lebih dari 200 wajah menunjukkan berbagai tingkat erosi dan keausan. Setiap muka memiliki tinggi 4 meter dan menghadap salah satu arah mata angin kompas.
Mereka semua memiliki senyum tenang yang sama, dengan mata tertutup mewakili keadaan kedamaian batin yang mengetahui segalanya dan bahkan mungkin keadaan Nirwana. Ada juga banyak relief yang rumit dan indah di sekitar candi, dengan pemandangan yang menggambarkan perang darat dan laut, pemandangan pasar dan bahkan pembangunan candi itu sendiri.
![]() |
Menjelajahi Kuil Bayon sangat menantang. Karena bila dilihat sekilas dari luar tampak kurang menarik dan sederhana, tapi begitu kita mulai menjelajah lorong-lorongnya, naik turun saya hanya bisa mengagumi setiap jengkal Kuil Bayon.
Kuil ini memiliki koridor sempit, tangga dan menara yang curam. Saya memerlukan waktu lebih dari satu jam untuk menjelajah setiap lorong. Terkadang saya terpukau dengan relief di kuil tersebut. Sebagai pejalan bebas yang tidak mengikuti rombongan tur, saya dapat lebih menikmati eksotisme kuil ini.
Kuil Bayon merupakan salah satu bangunan paling populer sehingga menjadi sedikit ramai pengunjung dibandingkan kuil-kul yang ada Reruntuhannya cukup besar sehingga kita selalu dapat menemukan tempat yang sejuk dan tenang untuk dijelajahi.
Bayon kaya akan dekorasi dan relief dinding luar di tingkat bawah dan atas yang sangat luar biasa. Di tembok bagian selatan menyajikan gambaran pemandangan dari pertempuran laut antara Khmer dan Cham. Namun, tidak diketahui apakah mereka mewakili invasi Cham pada 1177 M, atau pertempuran kemenangan di kemudian hari untuk Khmer.
Kuil ini juga memiliki ukiran pemandangan yang menarik dan ekstensif dari kehidupan sehari-hari, termasuk adegan pasar, ritual keagamaan, sabung ayam, permainan catur dan persalinan. Yang perlu diperhatikan adalah ukiran yang belum selesai di beberapa dinding yang mungkin tidak selesai karena kematian Raja Jayawarman VII.
![]() |
Bayon mengalami beberapa penambahan dan modifikasi di bawah pemerintahan Raja-raja kemudian dan beberapa relief di dinding bagian dalam diukir di kemudian hari di bawah raja Hindu Jayawarman VIII.
Teras di sebelah timur candi, perpustakaan, ruang tambahan yang bukan merupakan bagian dari struktur aslinya. Karena Kuil Bayon dibangun secara bertahap selama kurun waktu bertahun-tahun, terlihat seperti sedikit campuran arsitektur.
Jika dilihat dari kejauhan terlihat seperti tumpukan batu yang tidak berbentuk. Sedangkan interiornya berupa labirin galeri, menara dan lorong di 3 tingkat yang berbeda.
Karena saya datang di awal pagi, maka saya harus menyelesaikan penelusuran sebelum terik matahari datang. Pagi ini saya dapat menikmati penunggang-penunggang gajah yang menikmati tur di sekitar Kuil Bayon.
Menjelajah Kuil Bayon kita seakan diajak kembali ke lorong waktu masa lalu. Sebuah pengalaman yang sangat berharga untuk menghargai salah satu warisan dunia yang ada.
---
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel, Lena Ellitan dan sudah tayang di d'Travelers Stories. Traveler yang hobi berbagi cerita perjalanan, yuk kirim artikel, foto atau snapshot kepada detikTravel di d'Travelers. Link-nya di sini.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan