Bukan Jorok, Tapi Nama Spesies Ini Memang Cacing Pantat Babi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bukan Jorok, Tapi Nama Spesies Ini Memang Cacing Pantat Babi

Bonauli - detikTravel
Kamis, 19 Nov 2020 17:27 WIB
Cacing pantat babi
Foto: (Karen Osborn/MBARI)
Jakarta -

Laut tak hanya berisi terumbu karang saja. Di sana terdapat banyak jenis hewan baru unik, seperti yang satu ini. Nama latinnya Chaetopterus pugaporcinus, atau disebut pigbutt worm alias cacing pantat babi atau disebut juga pantat terbang.

Cacing ini pertama kali ditemukan oleh regu penyelam Monterey Bay Aquarium Research Institute (MBARI) tahun 2007 di Monterey Canyon, California, Amerika Serikat.

Dilansir dari laman resminya, Chaetopterus adalah famili cacing laut yang bersegmen. Namun si cacing pantat babi memiliki keunikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iya, nama yang diberikan karena bentuk dari cacing ini bisa mirip pantat babi. Cacing ini awalnya akan berbentuk seperti Chaetopterus pada umumnya. Tapi lama kelamaan, segmen tengah tubuhnya akan menggelembung.

Bagian depan dan belakang cacing akan terpadatkan. Cacing ini termasuk yang sulit untuk diidentifikasi.

ADVERTISEMENT
Cacing pantat babiCacing pantat babi Foto: (Karen Osborn/MBARI)

"Jika spesimen yang dijelaskan di sini adalah larva, ukurannya luar biasa, lima sampai sepuluh kali lebih besar dari larva Chaetopterus yang diketahui," ujar Karen Osborn, peneliti pertama yang menemukan spesies tersebut.

Osborn menyebut bahwa spesies ini adalah genus yang penuh dengan kontroversi taksonomi. Cacing pantat babi ditemukan hidup di kedalaman 900-1.200 meter.

Mereka tidak berada di dasar laut seperti Chaetopterus lainnya. Cacing pantat babi menghabiskan seluruh hidupnya melayang di kolom air.

Makanan dari c adalah salju laut. Salju laut adalah serpihan organisme mati dan kotoran yang hanyut dari permukaan air. Melayang di kolom air membuat cacing ini lebih mudah untuk menangkap salju laut.

Selain bentuknya yang unik, cacing pantat babi ini juga menarik karena tak memiliki organ seks. Peneliti bahkan tak menemukan telur atau sperma sebagai alat reproduksi yang bisa diidentifikasi.

(bnl/ddn)

Hide Ads