Jakarta -
China memiliki pelayaran yang begitu eksklusif menuju ke sebuah pulau sengketa. Perjalanan menggunakan kapal pesiar ini khusus untuk warga Tirai Bambu.
Diberitakan CNN, Selasa (2/2/2021), inilah perjalanan wisata ke Kepulauan Paracel yang diklaim milik China. Momen yang didapat traveler lebih dari sekadar perjalanan.
Kepulauan Paracel dikenal sebagai destinasi wisata pantai dengan air jernih, pasir yang lembut dan penuh intrik politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah penundaan selama 11 bulan karena pandemi, kapal pesiar China kembali berlayar. Salah satu operator di negara itu memiliki rute ke salah satu daerah yang paling disengketakan di dunia.
Diketahui bahwa sudah ada dua kapal pesiar China yang telah kembali beroperasi sejak 9 Desember. Mereka berlayar dari Sanya, kota pelabuhan di Provinsi Hainan selatan, ke Kepulauan Paracel.
Oleh orang China destinasi ini disebut sebagai Xisha. Total ada enam pemerintah lain di kawasan ini yang mengklaimnya, termasuk Vietnam dan Filipina.
Mereka juga mengklaim setidaknya sebagian dari wilayah perairan yang luas ini. Lautan ini berisi jalur pelayaran tersibuk di dunia dan menyimpan sumber daya alam yang kaya.
Pelayaran ke Kepulauan Paracel di Laut China Selatan (Foto: CNN) |
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah China telah membangun sejumlah pulau buatan di daerah tersebut. Fasilitas ini melengkapi instalasi militer yang canggih, meski mendapat tentangan dari Amerika Serikat.
Kepulauan Paracel, di bagian barat laut Laut Cina Selatan, terdiri dari 130 pulau karang kecil dan terumbu karang. China telah menduduki semua pulau di kawasan itu sejak 1974, menurut CIA Factbook.
Pelayaran ke pulau-pulau tersebut telah beroperasi dalam skala kecil sejak tahun 2013. Kegiatan ini mencapai puncaknya satu kali per minggu hingga Januari 2020, mandek ketika virus Corona merebak.
Zhou Mingqi, pendiri T-identifier think tank, sebuah konsultan pariwisata yang berbasis di Shanghai, mengatakan orang China adalah traveler yang rajin plesir.
Setelah tidak dapat melakukan perjalanan internasional untuk waktu yang lama, mereka sangat ingin pergi berlibur lagi. Akses langka ke Kepulauan Paracel, diiklankan sebagai Maladivesnya China, menambah daya tarik destinasi tersebut.
Pelayaran penuh mimpi ke Xisha berjalan selama tiga malam. Pesiar ini menawarkan lebih dari sekadar pencarian kesenangan.
Bagi banyak traveler, tur ini mirip dengan tamasya Pramuka yang mendidik dan patriotik, sebagian besar pesertanya adalah lansia berambut perak.
Kapal pesiar ke Kepulauan Paracel di Laut China Selatan (Foto: CNN) |
Bagi pemerintah China, mengizinkan kapal China menjalankan tur hanya untuk warga China adalah satu lagi cara untuk menunjukkan kedaulatan di wilayah yang sangat kontroversial.
Yan Huang, seorang wanita China berusia 30 tahun yang pernah ke Paracel dua kali, mengatakan bahwa mayoritas penjelajah berusia di atas 50 tahun.
Ia merupakan seorang sarjana di Griffith University Australia. Dua kapal pesiar yang pernah dinaikinya yakni Nanhai Dream dan Changle Princess pada tahun antar 2018 dan 2019.
Menurut Yan, mayoritas penjelajah datang untuk memenuhi 'impian Xisha' mereka. Karena, pulau-pulau tersebut telah meresap ke dalam cerita rakyat dari generasi ke generasi.
Kebanyakan literatur patriotik China mendedikasikan perjuangannya untuk pertempuran mempertahankan pulau-pulau suci. Banyak orang China dapat melafalkan satu atau dua baris dari teks klasik berbunyi 'Kepulauan Paracel yang Indah dan Penuh Anugerah' saat sekolah dasar.
Bisnis pelayaran telah memanfaatkan sentimen ini dengan bahasa pemasaran mereka sendiri.
Tidak banyak kegiatan yang bisa dilakukan setelah kapal berlabuh di lepas pantai di Grup Bulan Sabit. Kelompok pulau ini terletak di bagian barat Paracel.
Kapal pesiar ke Kepulauan Paracel di Laut China Selatan (Foto: CNN) |
Setelah berlayar selama 13 jam wisatawan dapat memilih empat paket perjalanan selama setengah hari. Tapi hanya dua pulau non-militer yang saat ini terbuka untuk wisatawan.
Pulau yang bebas dikunjungi adalah Pulau Yinyu (atau Bank Pengamatan) dan Pulau Quanfu. Pulau Yinyu memiliki desa nelayan kecil dan berukuran 0,01 kilometer persegi.
Quanfu, sebuah pulau berpenghuni. Ukurannya dua kali lebih besar dari Yinyu. Setelah diantar berkeliling dan diberi pengarahan tentang daerah tersebut, para tamu dibiarkan menjelajahi area itu sendiri.
Di pulau-pulau ini, wisatawan tidak dapat melakukan apa pun selain mengunjungi desa nelayan untuk berbelanja atau makan, mengambil foto, menikmati pemandangan. Selebihnya mereka bisa berenang di area laguna kecil yang tertutup dan biaya snorkeling pun lebih mahal dari rata-rata.
Sebagian besar traveler senang dengan pengalaman unik tersebut. Karena, liburan ini mudah diakses oleh warga kelas menengah China, dan liburan ke tempat sepi adalah sesuatu yang bisa dipamerkan.
Tur Kepulauan Paracel dibanderol seharga 4.280 yuan per orang atau Rp 9,3 juta untuk kabin di dalam yang dapat diisi hingga enam orang. Kabin suite dihargai 29.300 yuan atau Rp 63,8 juta per orang dengan pemandangan laut.
Terlepas dari pandemi Corona, pemerintah lokal yang telah dibentuk Beijing akan mengelola wilayah yang diklaimnya termasuk Spratly, Paracel, dan Scarborough Shoal. Mereka berpegang teguh pada rencananya untuk mempromosikan dan mengembangkan pariwisata di wilayah tersebut.
Rencana induk pengembangan pariwisata di Laut Cina Selatan menyatakan bahwa pemerintah provinsi Hainan memiliki tujuan untuk meluncurkan rute pelayaran baru di Paracel. Mereka juga akan memperkenalkan penerbangan penumpang dan paket wisata di daerah tersebut.
Dalam jangka panjang, karena cakupannya meluas ke Scarborough Shoal dan pulau-pulau Spratly, China mengatakan akan membangun resor seperti di Maldives di seluruh Laut China Selatan.
Tujuan utamanya membangun di Kepulauan Paracel adalah untuk membangun 'Jalur Sutra Maritim Abad 21'. Itu mencakup apa yang disebut 'zona kerjasama wisata bahari' dan 'tujuan wisata laut tropis internasional'.
Simak Video "Video Berkeliling Kapal Pesiar Star Voyager yang Punya Deretan Fasilitas Mewah"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!