Prefektur Nagano memiliki destinasi wisata yang tak kalah menarik dibanding daerah-daerah terkenal lain di Jepang. Kawasan ini memiliki kuil-kuil yang berdaya magis juga memikat, Kuil Hoshakuzan Kozen-ji salah satunya.
Berikut ini penuturan dari Anita Aulia Putri pada detikTravel. Ia pernah belajar sambil bekerja di Jepang beberapa tahun ke belakang.
Saat itu, bersama empat orang rekan, ia berwisata ke Nagano. Niatan utama mereka hanyalah pergi ke onsen, namun rencana berubah di tengah jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aku mau berbagi cerita bagaimana tentang perasaan dan pandangan aku yang sedikit berubah selama memasuki kuil-kuil yang aku datangi selama berlibur ke Prefektur Nagano.
Kuil Hoshakuzan Kozen-ji
Jujur saja ini aku tidak tahu kuil ini seberapa luasnya. Dalam satu kawasan kuil ini ada beberapa bangunan dan pagoda.
Menurut brosur dan tentu saja dari situs web kuil ini mempunyai cerita legenda tentang seekor anjing yang cepat dan berani bernama Hayataro. Ada bermacam-macam versi cerita mengenai legenda tersebut tetapi keberadaan kuburan Hayataro di dalam kuil ini memang ada.
Memasuki jalan dua tapak bertingkat, aku diperlihatkan oleh tumpukan tumpukan bebatuan yang ada di pinggir jalan. Oh iya aku berangkat bersama orang Jepang yang tentu saja menjadi tour guide.
Di situ aku diajak melihat lebih jauh lebih dalam ke celah antara tumpukan batu dan batu yang lainnya. Awalnya aku tidak mengerti sama sekali apa yang dilihat, karena tidak terlihat apa-apa.
![]() |
Ternyata pas diperhatikan dengan seksama, di antara celah tersebut ada lumut yang menempel di batu. Entah terkena cahaya atau bagaimana, lumut di Kuil Hoshakuzan Kozen-ji itu mengeluarkan cahaya.
Ada satu titik yang memang terlihat jelas. Baru dari situ aku terhenyak, guide yang dari tadi bicara panjang lebar menunjukkan lumut bercahaya yang disebut Hikarigoke.
Katanya lumut itu tumbuh secara alami sudah sejak dahulu kala dan mengeluarkan cahaya mengikuti pantulan sinar matahari. Perjalanan berlanjut dan akhirnya kita menemukan sebuah gerbang.
Seketika aku merasa takjub banget dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi dan berjajar rapi seolah menyambut siapapun yang berkunjung ke sana.
Hampir semua kuil yang aku datangi itu terdiri dari pohon-pohon yang menjulang tinggi tapi rasanya ini beda saja. Hijau asri teduh saat di sana. Pepohonan itu bak pagar-pagar halaman.
Jujur saja bahagi sekali rasanya di tempat teduh yang seperti ini. Seperti biasa aku tidak melewati momen untuk berfoto di sini dan berjalan sampai ujung jalan.
Kalau dilihat dari foto ini ada tangga untuk melewati gerbang dan itu jalan menuju ke pagoda dan gedung utama. Sampai sini saja dijamin tidak ingin ke mana-mana lagi dan hanya mau diam aja sambil menengadah ke atas merasakan kebesaran Allah SWT.
![]() |
Sisi sebelah kanan gedung utama Kuil Hoshakuzan Kozen-ji tempat aku berada namanya Honbo Kyakuden. Konon, bangunan ini dipakai para biksu untuk ruang pengobatan.
Di sana terdapat loket tiket untuk masuk ke dalam bangunan, tersedia juga omikuji (ramalan keberuntungan) dan berbagai suvenir. Tiket masuknya kalau tidak salah 500 yen (sudah termasuk segelas ocha dan camilan manis).
Desain bangunan rumah juga masih seperti rumah-rumah Jepang di zaman dahulu. Tentu saja desain tersebut sudah jarang aku lihat di rumah-rumah modern Jepang yang sekarang apalagi di kotanya.
Ketika masuk pintu utama. Kita akan disuguhi oleh beberapa peninggalan biksu Buddha yang disusun rapi di atas pigura.
Ada dua atau tiga meja pigura di sana. Kebetulan yang aku foto yang menarik perhatianku, seperti tasbih tapi bergambar Buddha.
Saya kurang tahu ruangan apa, tapi sepertinya untuk berdoa atau tempat istirahat para biksu saja. Di sebelah kiri terdapat kolam khas Jepang dengan bunyi gemercik air yang bikin syahdu dan bersuasana nyaman.
Traveler pasti pengen tidur kalau berada di sini. Sudah bersih, sejuk dan sayang sekali di ruang ini tidak boleh digunakan untuk tidur siang.
Tepat di ruangan ini kita disuguhkan ocha dan camilan manis sebagai penutup. Sembari menikmati ocha ketika kita melongok ke atas sedikit kita bisa lihat beberapa foto-foto dan tulisan.
Sehabis menikmati ocha, aku melanjutkan perjalanan berikutnya. Sebelum berangkat cicipilah es krim vanila taro di tempat oleh-oleh sekitar Kuil Hoshakuzan Kozen-ji seharga 310 yen kalau tidak salah.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol