Syahrini Dandan Jadi Geisha, Apa Sih Geisha Itu?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Syahrini Dandan Jadi Geisha, Apa Sih Geisha Itu?

Bonauli - detikTravel
Minggu, 28 Feb 2021 13:20 WIB
Syahrini Dandan Ala Geisha di Ulang Tahun Pernikahan ke-2 dengan Reino Barack
Syahrini jadi Geisha (Instagram @princessyahrini)
Jakarta -

Syahrini dan Reino memamerkan foto ultah pernikahan dengan konsep tradisional Jepang. Syahrini disulap jadi Geisha.

Geisha merupakan seniman-penghibur atau entertainer tradisional Jepang yang ikonik. Dilansir dari berbagai sumber, Geisha muncul pada abad ke-18, dan sangat populer di era abad ke-19. Namun, banyak orang yang salah kaprah tentang profesi ini.

Banyak yang mengira Geisha merupakan prostitusi, padahal itu tak sepenuhnya benar. Pada masak pendudukan Amerika di Jepang, muncul lah konotasi bahwa Geisha adalah wanita penghibur sekaligus prostitusi yang bisa disewa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal Geisha belajar banyak jenis seni, yang digunakan untuk menghibur sekaligus untuk menjalani kehidupan mereka. Tak hanya sejarahnya saja, pola makan dan rutinitas seorang Geisha pun selalu jadi topik yang menarik untuk diulik.

GeishaGeisha Foto: (iStock)

Bertahan melawan budaya modern, Geisha masih tetap bertahan. Masih kukuh memegang aturan-aturan yang berlaku, seorang wanita haruslah menjadi Maiko (Geisha magang) sebelum menjadi Geisha sejati. Kisaran harga untuk menyewa Geisha dalam salah satu pesta, berkisar USD$ 300 atau sekitar Rp 4,2 jutaan per dua jam.

ADVERTISEMENT

Tempat yang paling populer untuk bertemu Geisha adalah Distrik Gion di Kyoto. Di sana, Geisha masih menjadi pekerjaan yang sangat mulia.

Kenapa mulia? Seperti yang sudah dijabarkan, Geisha adalah seniman. Budaya, etiket dan semua yang berbau dengan Jepang tradisional menjadi makanan mereka sehari-hari. Itu sudah mengalir dalam darah mereka.

Meski begitu, pekerjaan Geisha tidak dibayar oleh pemerintah. Mereka dengan sukarela menyerahkan hidup mereka untuk melestarikan budaya ini. Geisha bahkan dianggap sebagai pelindung budaya Jepang.

Kerja keras mereka memang membuahkan hasil. Sampai-sampai mereka selalu 'diganggu' oleh turis yang datang ke Gion.

'Gangguan' yang paling sering dihadapi adalah difoto tanpa izin. Bayangkan, dengan pakaian tradisional dan make up lengkap, mereka berjalan menuju tempat kerja dan harus terlambat karena banyak sekali yang minta foto.

GeishaGeisha Foto: (iStock)

Akhirnya pemerintah Kyoto memutuskan untuk membantu para Geisha. Turis dilarang untuk mengambil foto di jalan-jalan privat atau properti yang ada di sana. Wisatawan hanya diperbolehkan berfoto di jalan Utama Hanamikoji.

Bagi turis yang melanggar aturan akan dikenakan denda 10.000 Yen atau sekitar Rp 1,3 juta. Untuk memantau, kawasan Gion akan dipasangi kamera pengawas. Kamera ini digunakan untuk memastikan bahwa pengunjung mematuhi aturan.

Kota ini juga memiliki serangkaian tanda yang menunjukkan mana yang merupakan properti pribadi atau area dimana turis diminta untuk tidak duduk atau makan dan minum.




(bnl/bnl)

Hide Ads