Perbatasan Rafah, Jalur Penyelamat Warga Gaza

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Perbatasan Rafah, Jalur Penyelamat Warga Gaza

BBC Indonesia - detikTravel
Sabtu, 21 Okt 2023 09:10 WIB
A view of trucks of Egyptian NGOs, carrying humanitarian aid to Palestinians, as they wait for an agreement on the Rafah border crossing to enter Gaza, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, in the city of Al-Arish in Egypts Sinai peninsula, Egypt, October 15, 2023. REUTERS/Stringer
Truk bantuan untuk warga Gaza tertahan di perbatasan Rafah (REUTERS/STRINGER)
Jakarta -

Perbatasan Rafah menjadi penentu denyut kehidupan di Gaza setelah serangan Israel. Perbatasan itu menghubungkan Mesir dan Gaza.

Lebih dari 2,3 juta warga Palestina terjebak di tengah perang setelah Israel mengumumkan blokade total di Jalur Gaza. Termasuk perbatasan Rafah. Akibatnya, mereka menghadapi krisis bahan makanan, air bersih, bahan bakar, dan pasokan listrik.

Media AS melaporkan bahwa Mesir akan membuka perbatasan itu bagi warga dengan kewarganegaraan ganda keluar dari Gaza dan memberikan izin masuk bagi bantuan kemanusiaan, tanpa memberikan batasan waktunya. Namun, pos perbatasan tetap ditutup pada Senin (16/10/2023) pagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bantuan pun tidak bisa masuk ke Jalur Gaza. Krisis berlanjut.

Ya, begitu pentingnya perbatasan Rafah. Itu adalah pos perbatasan paling selatan dari Gaza dan berbatasan dengan semenanjung Sinai di Mesir.

ADVERTISEMENT

Hanya ada dua perlintasan perbatasan lain dari dan ke Jalur Gaza. Pertama, Erez, pos perbatasan bagi orang-orang dengan Israel di Gaza utara. Kedua, Kerem Shalom, satu-satunya pos perbatasan untuk akses barang komersial dengan Israel di Gaza selatan.

Keduanya ditutup.

Kelompok militan Palestina, Hamas, yang menguasai Gaza, menyerang Israel dengan melintasi perbatasan Erez di Gaza utara pada 7 Oktober. Serangan, yang disebut belum pernah terjadi sebelumnya itu, menewaskan lebih dari 1.300 warga Israel.

Beberapa hari kemudian, Israel menyatakan Erez ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut, sehingga perbatasan Rafah menjadi satu-satunya jalan masuk dan keluar dari Gaza.

Rafah pun kini juga menjadi satu-satunya akses untuk bantuan kemanusiaan.

Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan pihaknya mengarahkan penerbangan bantuan internasional umtuk Gaza ke bandara El-Arish di Sinai bagian utara.

Sementara puluhan truk yang membawa bahan bakar dan barang-barang kemanusiaan diparkir di sisi penyeberangan Rafah di Mesir, menunggu untuk diizinkan lewat.

Situasi di perbatasan Rafah

Sejak dimulainya serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, laporan yang berlainan mengenai situasi di perbatasan Rafah banyak beredar.

Hamas dan Mesir memegang kendali atas siapa yang dapat melewatinya, namun serangan udara Israel di sekitar wilayah tersebut telah mengganggu operasi di pos perbatasan.

Media Mesir mengatakan penyeberangan tersebut ditutup menyusul tiga serangan Israel di Rafah pada tanggal 9 dan 10 Oktober, yang menurut media tersebut menyebabkan korban luka di sisi perbatasan Mesir dan Palestina.

Pada tanggal 12 Oktober, pemerintah Mesir meminta Israel untuk menghentikan serangan udara di dekat perbatasan Rafah sehingga dapat berfungsi sebagai "jalur bantuan" bagi orang-orang di Gaza.

Pemerintah Mesir juga menegaskan bahwa mereka tidak akan membuka jalur tersebut sampai ada jaminan keamanan bagi petugas perbatasan.

Negara-negara Barat juga turut terlibat dalam upaya memastikan bahwa Rafah adalah jalur yang aman bagi pemegang paspor asing di Gaza dan bantuan kemanusiaan.

Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan mereka bekerja sama dengan Israel, Mesir, dan "pihak politik lainnya di kawasan" untuk membuka perbatasan tersebut.

Pekan lalu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa warganya diminta untuk pindah ke Rafah karena "mungkin hanya ada sedikit pemberitahuan jika penyeberangan dibuka dan mungkin hanya dibuka untuk waktu yang terbatas".

Desas-desus bahwa perbatasan itu mungkin akan dibuka membuat warga Gaza melakukan perjalanan ke sana dengan harapan bisa diizinkan lewat.

Pada hari Senin, kerumunan orang berkumpul menyusul laporan yang menyatakan bahwa Rafah dapat dibuka kembali untuk sementara setelah adanya perjanjian gencatan senjata, namun baik Israel dan Hamas dengan cepat membantahnya.

Mengapa perbatasan ditutup?

Israel ingin mencegah kelompok milisi Hamas meninggalkan Gaza dan ingin memeriksa semua truk yang menuju Gaza untuk memastikan mereka tidak membawa senjata.

Sementara itu, meskipun Mesir tampak bekerja sama dengan negara lain dalam merundingkan pembukaan kembali perbatasan bagi pemegang paspor asing dan bantuan kemanusiaan, pemerintah Mesir khawatir dengan potensi eksodus warga Palestina ke Sinai.

Mesir kemungkinan besar tidak ingin membuka perbatasan kepada setiap dan seluruh warga Gaza yang ingin mengungsi. Mereka juga khawatir dengan kemungkinan masuknya milisi Hamas ke negara tersebut.

Bagaimana biasanya perbatasan Rafah digunakan?

Pos perbatasan Rafah tidak mengizinkan warga Palestina keluar dari Gaza dengan mudah.

Warga Palestina yang ingin menggunakan melintasi perbatasan harus mendaftar ke otoritas Palestina setempat dua hingga empat minggu sebelumnya dan mungkin ditolak oleh otoritas Palestina atau Mesir tanpa peringatan atau penjelasan.

Menurut PBB, pada Agustus 2023, pemerintah Mesir mengizinkan 19.608 orang keluar dari Gaza dan menolak masuk 314 orang.




(fem/pin)

Hide Ads