Mac Bishop sering mengeluhkan susahnya mencari laundry saat traveling. Bersama dua temannya, Bishop pun memproduksi kemeja berbahan wol yang bisa dipakai lebih dari 100 hari tanpa dicuci.
Bishop (24) mengunggah video iklannya yang berdurasi 1 menit 55 detik di situs Kickstarter. Dalam video tersebut, Bishop menanyakan pendapat orang-orang tentang kemeja yang dipakainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal kemeja itu sudah dipakai Bishop selama lebih dari 100 hari, tanpa dicuci. Dia memakai kemeja itu dalam banyak hal mulai dari jalan-jalan, pesta, sampai berenang.
Dari Huffington Post, Senin (6/5/2013), Bishop dan kedua temannya adalah pendiri Wool&Prince, merk fesyen baru di New York. Mereka hanya menjual 1 produk yaitu kemeja tangan panjang berbahan wol. Kelebihannya, bisa digunakan lebih dari 100 hari tanpa dicuci. Artinya, dalam 1 tahun para traveler hanya perlu mencuci 3 kali!
Terhitung 10 hari sejak penjualan perdana mereka pada 22 April 2013 lalu, Wool&Prince sudah mendapat laba sebesar US$ 30.000 (Rp 292 juta). Dalam video yang diunggahnya dalam situs Kickstarter, Bishop mengaku terinspirasi oleh jins.
"Para pria menyukai jins, karena nyaman dan tak perlu perawatan khusus. Tapi lain halnya dengan kemeja," tuturnya.
Rahasia di balik kekuatan kemeja itu adalah wol khusus yang kuat, sama seperti yang dipakai untuk jas-jas buatan Italia. Wol punya kelebihan dibanding polyester, yakni tidak menyerap keringat sehingga baju pun tak cepat bau.
Bermodal laba barunya, Wool&Prince akan menjual 3.000 kemeja di sebuah toko di Shanghai, China. Wisatawan bisa membelinya seharga US$ 98 (Rp 954.000) per kemeja. Tapi sampai saat ini, semuanya habis terjual lewat pre-order!
Saat ini Wool&Prince fokus memproduksi kemeja-kemeja untuk memenuhi keinginan pembeli. Namun Bishop mengatakan, mungkin nanti perusahaannya akan membuat produk lain. Meski desainnya seperti kemeja pria, traveler wanita juga bisa menggunakan baju ini lho!
"Kami ingin melihat respons masyarakat terhadap baju ini. Baru setelah itu, kami akan mengembangkan produk yang lain," katanya.
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!