Pertengahan bulan lalu detikTravel diajak menengok pabrik kertas yang dinamai Safari Poo Paper. Saat itu hujan turun lebat sekali. Usai menyusuri area koleksi satwa Taman Safari Indonesia, saya dan wartawan lain mampir sejenak ke pabrik kertas itu. Lokasinya persis di depan SPBU yang masih dalam kawasan Taman Safari. Begitu tiba semua langsung menyebar ke pabrik yang tak begitu luas. Sebelumnya juga sempat ragu, apa benar kertas itu asalnya dari kotoran gajah?
Di dalam pabrik terlihat jejeran papan cetakan kertas beralas kanvas putih. Rupanya banyak kertas yang siap ditarik dari kanvas papan itu. Selain itu saya juga melihat kertas yang benar-benar sudah jadi dan diwarnai ragam warna seperti pink, coklat, biru, dan hijau. Masih juga ragu dan sedikit mengulik info soal kertas ini.
Ternyata kertas itu benar dibuat dari kotoran gajah, tujuannya untuk mengurangi penebangan pohon sebagai bahan dasar kertas. Taman Safari Indonesia 1 yang berada di Cisarua, Puncak, Jawa Barat sengaja mengumpulkan kotoran gajah dan disulap jadi kertas daur ulang sejak tahun 2012.
"Nah, gajah kan makannya rumput, jadi hasil kotorannya berupa serat rumput itu diproses lagi," kata Public Relation Taman Safari Indonesia, Yulius, kepada detikTravel di area pabrik.
Proses pembuatan kertas itu sangatlah panjang. Mulai dari pencucian kotoran gajah, penjemuran serat-serat hasil cucian, pencampuran, pengadukan, pewarnaan hingga pencetakan. Uniknya, setelah jadi kertas itu tak menyisakan bau kotoran sedikitpun. Saat masih menempel di papan cetak, ada teknik khusus untuk menarik kertas-kertas itu agar hasilnya rapi lho.
"Sebelum bikin kertas, awalnya kotoran gajah itu dibuat kompos," tambah Yulius
Saat itu saya juga melihat kompos yang sudah dikemas rapi dan dijual kepada pengunjung yang ingin membeli. Hasilnya rapi dan juga tak berbau. Harga seplastik kompos dibandrol kira-kira Rp 25.000. Kalau traveler ingin membawa pulang kertas, bisa membeli seharga Rp 5.000 per lembar. Mampir yuk, ke Safari Poo Paper!
(ptr/ptr)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!