Berkaca dari Kasus Erri, Ini Tips Foto yang Aman di Gunung

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Naik Gunung

Berkaca dari Kasus Erri, Ini Tips Foto yang Aman di Gunung

- detikTravel
Kamis, 28 Mei 2015 19:15 WIB
Berkaca dari Kasus Erri, Ini Tips Foto yang Aman di Gunung
(Rizal Sholahuddin/d'Traveler)
Jakarta - Tragedi Erri Yunanto, mahasiswa yang terjatuh ke kawah Merapi, membuka mata traveler agar mengutamakan keselamatan, saat sedang berfoto-foto di puncak gunung. Ada banyak kiat berfoto yang aman, tapi tetap keren hasilnya.

Sebenarnya, berfoto saat sedang naik gunung sah-sah saja dan tidak ada yang melarang. Namun tetap perlu diperhatikan beberapa hal berikut agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Berkaca dari kasus Erri, detikTravel menghimpun beberapa tips aman untuk berfoto saat naik gunung. Dihimpun Kamis, (28/5/2015) inilah 5 tips berfoto aman saat naik gunung.

1. Ekstra hati-hati

(Rizal Sholahuddin/d'Traveler)
Selfie saat di puncak gunung memang sah-sah saja, tidak ada yang melarang. Namun satu hal yang patut diingat adalah utamakan keselamatan. Traveler wajib hati-hati karena banyak kejadian yang tidak terduga bisa terjadi di atas sana.

Puncak gunung merupakan tempat yang berbeda dari bagian gunung yang lain. Cuaca bisa berubah dengan sangat cepat dan tidak bisa diprediksi. Angin pun bertiup sangat kencang di sini. Traveler wajib waspada akan bahaya yang mengancam.

Perhatikan pijakan kaki di tempat dimana Anda berdiri. Usahakan ada pegangan yang bisa diraih dalam kasus Anda terpeleset atau terjatuh. Satu lagi, jangan terlalu dekat dengan jurang. Apabila traveler mematuhi hal itu, niscaya akan aman dari bahaya. Hati-hati traveler!

2. Jangan pose yang aneh-aneh

(Shafa/detikTravel)
Tips berikutnya adalah jangan pose yang aneh-aneh. Berposelah dengan gaya yang biasa saja dan tidak membahayakan. Heboh boleh saja, tapi tetap perhatikan keselamatan Anda, atau bisa dicoba aneka gaya lain yang lebih aman.

Contohnya yang lagi tren adalah foto dengan tulisan di kertas, seperti 'Selamat pagi dari Mt Rinjani 3.726 mdpl'. Lalu, kirimkanlah foto tersebut ke orang terkasih. Niscaya, traveler akan mendapatkan respon yang menyenangkan.

Gaya aman lain yang bisa dicontoh adalah bergaya ala patriot dengan bendera merah putih berkibar di tangan. Foto ini banyak diunggah dan menjadi gaya yang cukup favorit di kalangan para pendaki. Selain keren juga sangat nasionalis!

3. Groufie saja

(Nanda Mulfi Setiawan/d'Traveler)
Jangan kebanyakan selfie saat naik gunung. Jangan lupa juga untuk groufie, alias berfoto dengan teman serombongan untuk mengabadikan perjuangan dalam mencapai puncak gunung.

Akan makin keren jika foto tersebut dilakukan secara candid alias tidak sengaja. Mintalah teman untuk memotret dari angle lain saat rombongan sedang berjalan misalnya. Hasilnya pasti akan lebih keren.

Selain keren, dokumentasi bersama teman-teman saat mendaki gunung akan menjadi kenangan tersendiri yang terlupakan bagi Anda dan sahabat. Jika kangen, Anda bisa membuka-buka file lama yang isinya foto-foto saat naik gunung. Niscaya, jiwa petualangan akan bangkit lagi.

4. Jangan sombong dan takabur

(MC Nugraha/d'Traveler)
Tips keempat tentu saja jangan sombong dan takabur. Sebagai tamu, harusnya para pendaki benar-benar rendah hati dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Jangan merasa lebih, karena dibandingkan dengan gunung yang kita daki, kita tidak ada apa-apanya.

Saat mencapai puncak gunung, hal pertama yang bisa traveler lakukan adalah bersyukur pada Yang Kuasa. Atas berkat-Nya lah kita bisa sampai di atas dan menaklukan rintangan sepanjang perjalanan. Tanpa bantuan Tuhan, mana bisa kita melakukan itu semua.

Rasa sombong dan takabur akan jadi bumerang bagi para pendaki. Biasanya ada saja kejadian yang terjadi bila kita bersikap seperti itu. Makanya, untuk meminimalisasi hal-hal yang tidak diinginkan, buang jauh-jauh rasa sombong dan banyak-banyaklah bersyukur.

5. Berfoto dengan momen yang pas

(Widya Rizqi/d'Traveler)
Tips terakhir yang bisa traveler simak adalah berfotolah dengan momen yang pas. Jangan memaksakan diri, apabila situasi sudah tidak memungkinkan sebaiknya tidak diteruskan dan segera turun dari puncak gunung.

Momen terbaik saat mendaki gunung tentu saja saat menunggu sunrise tiba. Pendakian menuju puncak biasanya dilakukan lewat tengah malam demi memburu waktu agar pas dengan momen matahari terbit.

Saat sudah terbit, jangan lupa siapkan kamera Anda untuk mengabadikan momen tersebut. Berposelah seakan-akan sedang memegang sang mentari, atau jika tidak cukup berfoto secara siluet dengan latar belakang matahari terbit. Pasti hasil fotonya akan sangat keren!
Halaman 2 dari 6
Selfie saat di puncak gunung memang sah-sah saja, tidak ada yang melarang. Namun satu hal yang patut diingat adalah utamakan keselamatan. Traveler wajib hati-hati karena banyak kejadian yang tidak terduga bisa terjadi di atas sana.

Puncak gunung merupakan tempat yang berbeda dari bagian gunung yang lain. Cuaca bisa berubah dengan sangat cepat dan tidak bisa diprediksi. Angin pun bertiup sangat kencang di sini. Traveler wajib waspada akan bahaya yang mengancam.

Perhatikan pijakan kaki di tempat dimana Anda berdiri. Usahakan ada pegangan yang bisa diraih dalam kasus Anda terpeleset atau terjatuh. Satu lagi, jangan terlalu dekat dengan jurang. Apabila traveler mematuhi hal itu, niscaya akan aman dari bahaya. Hati-hati traveler!

Tips berikutnya adalah jangan pose yang aneh-aneh. Berposelah dengan gaya yang biasa saja dan tidak membahayakan. Heboh boleh saja, tapi tetap perhatikan keselamatan Anda, atau bisa dicoba aneka gaya lain yang lebih aman.

Contohnya yang lagi tren adalah foto dengan tulisan di kertas, seperti 'Selamat pagi dari Mt Rinjani 3.726 mdpl'. Lalu, kirimkanlah foto tersebut ke orang terkasih. Niscaya, traveler akan mendapatkan respon yang menyenangkan.

Gaya aman lain yang bisa dicontoh adalah bergaya ala patriot dengan bendera merah putih berkibar di tangan. Foto ini banyak diunggah dan menjadi gaya yang cukup favorit di kalangan para pendaki. Selain keren juga sangat nasionalis!

Jangan kebanyakan selfie saat naik gunung. Jangan lupa juga untuk groufie, alias berfoto dengan teman serombongan untuk mengabadikan perjuangan dalam mencapai puncak gunung.

Akan makin keren jika foto tersebut dilakukan secara candid alias tidak sengaja. Mintalah teman untuk memotret dari angle lain saat rombongan sedang berjalan misalnya. Hasilnya pasti akan lebih keren.

Selain keren, dokumentasi bersama teman-teman saat mendaki gunung akan menjadi kenangan tersendiri yang terlupakan bagi Anda dan sahabat. Jika kangen, Anda bisa membuka-buka file lama yang isinya foto-foto saat naik gunung. Niscaya, jiwa petualangan akan bangkit lagi.

Tips keempat tentu saja jangan sombong dan takabur. Sebagai tamu, harusnya para pendaki benar-benar rendah hati dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Jangan merasa lebih, karena dibandingkan dengan gunung yang kita daki, kita tidak ada apa-apanya.

Saat mencapai puncak gunung, hal pertama yang bisa traveler lakukan adalah bersyukur pada Yang Kuasa. Atas berkat-Nya lah kita bisa sampai di atas dan menaklukan rintangan sepanjang perjalanan. Tanpa bantuan Tuhan, mana bisa kita melakukan itu semua.

Rasa sombong dan takabur akan jadi bumerang bagi para pendaki. Biasanya ada saja kejadian yang terjadi bila kita bersikap seperti itu. Makanya, untuk meminimalisasi hal-hal yang tidak diinginkan, buang jauh-jauh rasa sombong dan banyak-banyaklah bersyukur.

Tips terakhir yang bisa traveler simak adalah berfotolah dengan momen yang pas. Jangan memaksakan diri, apabila situasi sudah tidak memungkinkan sebaiknya tidak diteruskan dan segera turun dari puncak gunung.

Momen terbaik saat mendaki gunung tentu saja saat menunggu sunrise tiba. Pendakian menuju puncak biasanya dilakukan lewat tengah malam demi memburu waktu agar pas dengan momen matahari terbit.

Saat sudah terbit, jangan lupa siapkan kamera Anda untuk mengabadikan momen tersebut. Berposelah seakan-akan sedang memegang sang mentari, atau jika tidak cukup berfoto secara siluet dengan latar belakang matahari terbit. Pasti hasil fotonya akan sangat keren!

(Kurnia Yustiana/Fitraya Ramadhanny)

Hide Ads