Bukan Bunaken! Ini 'Surga' Lain di Sulawesi Utara
Sabtu, 25 Jul 2015 14:15 WIB
Clementine
Jakarta - Bicara soal keindahan perairan Sulawesi Utara, yang terlintas di benak traveler pastilah Wakatobi. Jangan salah, di pesisir tenggara Sulawesi Utara terdapat Desa Tumbak. Pemandangan lautnya sungguh menakjubkan!Traveling ke Manado terasa belum lengkap apabila belum menginjakkan kaki di pulau Bunaken dan memanjakan mata dengan pemandangan taman lautnya yang eksotis. Ya, Bunaken memang menjadi salah satu ikon pariwisata bawah laut Indonesia yang sudah mendunia.Namun Bunaken bukanlah satu-satunya. Cobalah jalan-jalan ke Desa Tumbak yang terletak di Kabupaten Minahasa Tenggara, sekitar 3 jam perjalanan dari Manado. Dengan berkendara ke arah Desa Ratahan, melintasi dataran tinggi dan pegunungan anda kemudian akan menemui perkampungan pesisir laut tenggara yang penduduknya sebagian besar berasal dari Suku Bajo.Pemandangan saat tiba di Desa Tumbak adalah deretan rumah di atas air yang merupakan ciri khas Suku Bajo. Saat berkunjung ke sana, saya dan 4 orang teman saya langsung disambut ramah oleh keluarga pemilik cottage satu-satunya yang telah kami pesan beberapa hari sebelumnya. Kami akan tinggal selama 2 hari 1 malam untuk menjelajahi surga tersembunyi di sekitar desa ini. Setelah makan siang dan menunggu beberapa saat, akhirnya perjalanan kami dimulai.Dengan menaiki speed boat kecil kami pun menuju ke cottage sederhana berisi 2 kamar yang terletak di Pulau Bohanga, 10 menit dari Desa Tumbak, untuk menaruh barang bawaan dan bersiap snorkeling. Di pulau tersebut hanya ada cottage dan hutan bakau saja. Meskipun begitu, dari cottage kita dapat menikmati pemandangan indah Pulau Bentenan yang terletak di sebelah kiri pulau.Snorkeling hari itu dimulai sekitar pukul 14.30 Wita. Kami dibawa ke Pulau Ponteng, sebuah pulau tak berpenghuni sekitar 15 menit dari pulau Bohanga. Keindahan gugusan karang dan biota laut lainnya di sekitar pulau ini sangat sayang untuk dilewatkan. Pulau Ponteng berukuran cukup kecil sehingga memungkinkan bagi traveler untuk snorkeling mengelilingi pulau tersebut, seperti yang kami lakukan. Jika berminat, traveler juga bisa menginap dengan mendirikan tenda di sana.Sebenarnya maksud kami snorkeling di sini adalah untuk melihat hiu. Menurut cerita penduduk sekitar, hiu dapat ditemui dengan mudah di daerah ini. Namun sepertinya kami kurang beruntung. Saat itu tidak ada satu pun hiu yang lewat.Setelah snorkeling sekitar dua setengah jam, kami kembali ke cottage. Langit sudah mulai gelap pada saat itu. Kami pun mandi dan bersiap makan malam dengan hidangan ikan segar hasil tangkapan nelayan sekitar.Keesokan paginya, kami mengunjungi Pulau Baling-Baling, 20 menit dari cottage. Snorkeling tidak lazim dilakukan di sekitar pulau ini karena arus di sekitarnya lebih kencang, tidak seperti di Pulau Ponteng. Yang dapat dinikmati dari pulau ini adalah pemandangan laut yang bersih dan indah dari atas bukit kecil. Pulau ini juga tak berpenghuni.Setelah menikmati pemandangan dari atas bukit, kami berniat kembali ke cottage untuk bersiap pulang. Ternyata tidak jauh dari cottage kami, ada satu spot snorkeling yang tak kalah indah. Jadilah saat itu kami turun dari boat dan berenang menuju cottage sembari menikmati pemandangan bawah laut yang luar biasa.Kami kembali ke Desa Tumbak dan menikmati makan siang dengan lauk ikan segar dan sambal yang menggugah selera sebelum pulang ke Manado. Biaya yang kami keluarkan untuk sewa boat, makan dan penginapan di sana bisa dibilang kecil bila dibandingkan dengan keindahan alam yang kami dapatkan. Sungguh akhir pekan yang menyenangkan.












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!