Masih banyak suku di Afrika masih yang menyimpan tradisi unik. Salah satunya yaitu suku Fon di Benin, yang memandikan dan memberi makan anak kembar mereka yang sudah meninggal dalam bentuk boneka.
Suku Fon mendiami di Negara Benin yang terletak di wilayah Afrika Barat. Suku ini memang dikenal mempunyai tingkat kelahiran anak kembar yang cukup tinggi di Benua Afrika. Setidaknya ada 1 kelahiran anak kembar dari 10 kehamilan wanita di Benin.
Dikumpulkan detikTravel dari beberapa sumber, Rabu (30/9/2015), meskipun tingkat kelahiran anak kembar di Benin cukup tinggi, tingkat kematian anak di sana juga tak kalah tinggi. Penyebabnya tentu saja penyakit malaria karena penanganan kesehatan di sana yang masih buruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hohovi ini harus diberi makan dan minum setiap hari, layaknya anak kandung yang dirawat oleh orang tuanya. Tak hanya itu, Hohovi juga diberi pakaian yang berwarna-warni dari kain terbaik. Hohovi juga dibuatkan kursi, ranjaang, bahkan harus dinina-bobokan setiap malam sampai tertidur.
Di pagi hari, Hohovi akan dimandikan dan diberi makan berupa rebusan kacang merah dan air gula palem. Tiap seminggu sekali, Hohovi akan dibawa ke Danau Aheme untuk dimandikan dengan sabun dan spons dari tumbuhan. Hal ini dilakukan untuk menjaga Hohovi dari arwah-arwah jahat yang hendak mengganggunya.
Memang bagi sebagian traveler, tradisi ini akan sangat aneh, tetapi Suku Fon masih menjalaninya hingga sekarang. Bahkan jika sang orang tua tidak sanggup merawat, Hohovi akan dititipkan di suatu rumah perawatan khusus, di mana sudah tersedia perawat yang siap melayani semua kebutuhan Hohovi.
Masyarakat suku Fon percaya, merawat Hohovi selayaknya anak sendiri yang masih hidup adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh seluruh anggota keluarga. Bahkan, saudara kandung pun harus ikut juga merawat Hohovi sampai mereka mencapai usia dewasa. Sungguh tradisi unik yang hanya dimiliki oleh Suku Fon di Benin.
(rdy/sst)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!