Di sosial media Facebook, tengah ramai beredar foto-foto sepasang turis bule yang sedang diarak massa. Foto tersebut memperlihatkan mereka tengah berjalan di tengah iringan banyak orang, termasuk kawalan beberapa petugas berseragam. Lokasi foto ini disebutkan ada di Gili Trawangan.
Dilihat detikTravel dari BBC World, Rabu (21/12/2016), di leher 2 orang turis bule tersebut tergantung sebuah papan karton yang bertuliskan 'I AM THIEVE. DON'T DO WHAT I DID!' (Saya pencuri. Jangan lakukan apa yang telah kulakukan).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Oleh penduduk setempat dan petugas kepolisian, mereka pun diarak keliling pulau dengan membawa papan bertuliskan saya pencuri. Tujuannya jelas, membuat mereka malu di depan publik, sehingga ke depannya ada efek jera atas perbuatan yang mereka lakukan, dan tidak akan mengulanginya lagi.
Praktek diarak massa bagi pelaku tindak kejaharan di Gili Trawangan seperti ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun, meski awal mulanya tidak ada yang tahu pasti sejarah ritual tidak biasa itu. Seperti sudah jadi kesepakatan bersama antara penduduk setempat dan polisi bila ada yang dianggap melakukan tindak kejahatan, mereka akan diarak keliling pulau.
Beberapa traveler pengguna Facebook pun mempertanyakan tentang ritual mengarak pelaku kejahatan itu. Mereka mempertanyakan apakah tindakan tersebut sah di mata hukum? apakah tidak melanggar privasi para tertuduh? Sementara sebagian yang lain, menanyakan apakah tindakan mempermalukan tertuduh seperti itu efektif atau tidak dalam menimbulkan efek jera.
Saksikan video 20detik di sini:
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia