Sebab, saat ini sedikitnya dibutuhkan tiga hotel untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, memastikan pihaknya membuka keran sebesar-besarnya untuk menarik investor agar mau mau membuat hotel.
"Silahkan. Izin saya permudah. Sehari selesai," jelas Dedi pada detikTravel, Jumat (3/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dari ketiga izin yang telah dikeluarkan pada tahun lalu itu belum satu pun hotel yang dibangun. Sehingga pemerintah masih memberi kesempatan untuk para investor mengajukan perizinan dan membuka hotel di kabupaten yang tersohor dengan panganan sate maranggi itu.
"Untuk kebutuhan ya tiga atau lima hotel berbintang cukup. Karena setiap weekend hotel bintang sampai kelas melati di Purwakarta penuh. Banyak dari mereka yang pindah menginap di daerah lain," katanya.
Disinggung soal syarat pembangunan hotel, Dedi menuturkan, hal tersebut diserahkan pada pihak investor. Pasalnya masing-masing pengelola sudah memiliki desain dan standarisasi tersendiri sehingga pemerintah tidak bisa terlibat terlalu dalam.
"Terpenting pembangunan itu harus bisa menyesuaikan dengan lingkungan dan kearifan lokal," ucapnya.
Sebelumnya Kabid Pariwisata dan Kebudayaan (Parbud) Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud), Heri Anwar mengatakan, untuk mendukung program Wisata Purwakarta Istimewa pihaknya masih membutuhkan beberapa hotel sebagai pelengkap.
Saat ini, kata Heri, jumlah wisatawan yang datang ke Kabupaten Purwakarta terus bertambah. Bahkan dia memprediksi jika Taman Air Mancur Sri Baduga sudah selesai di-upgrade maka jumlah wisatawan akan melonjak tajam.
Heri mengungkapkan, saat ini hanya terdapat dua hotel berbintang dan kurang dari 10 kelas melati. "Kalau weekend itu semua penuh. Jadi wisatawan banyak yang menginap di luar daerah seperti Bandung dan Karawang," pungkas Heri. (aff/aff)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara