Terletak di pedalaman utara Rusia, terdapat suku yang hidup tradisional. Dihimpun detikTravel dari berbagai sumber, Senin (31/7/2017), ada suku dalam kawasan terpencil Siberia.
Saat bertahan hidup dalam suhu minus 50 celcius, makanan mereka adalah daging rusa mentah. Diketahui bahwa suku ini sudah sangat tua dan jauh dari peradaban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka penggembala rusa kutub (Dok. REUTERS/Anton Golubev) |
Letak persisnya ada di pinggiran Rusia, sebelah barat laut Siberia. Suhu di sana bisa turun sampai pada keadaan di mana bola mata pun bisa beku.
Mereka tinggal di dalam teepees atau rumah kerucut dengan persediaan makanan berupa daging rusa, mengenakan pakaian bulu rusa kutub, memakan daging rusa mentah, dan mengorbankan hewan-hewan itu kepada dewa-dewa agama kuno mereka.
Suku Nennets juga melakukan migrasi dengan perjalanan lebih dari 1.600 kilometer setiap tahun. Peralatan yang digunakan untuk mengangkut barang-barangnya adalah kendaraan khas salju (slingges) kayu buatan tangan.
Suku Nenets hidup dari rusa kutub (Dok. REUTERS/Anton Golubev) |
Suku Nenets telah ada dan tinggal nomaden selama ribuan tahun di tundra Arktik. Jaraknya sendiri lebih dari 2.000 mil dari Moskow atau lebih jauh dari jarak antara London dan New York.
Saat ini, jumlah mereka mencapai sekitar 10.000 orang. Mereka adalah penggembala ulung kawanan rusa dengan jumlah sekitar 300.000. Suku Nenet mengikuti pola migrasi alami rusa kutub yang melintasi dataran datar dan perairan beku di Sungai Ob.
Kawanan rusa kutub itu sangat penting bagi keberadaan Suku Nenets. Daging rusa mentah yang tidak mereka konsumsi dijual ke pabrik dan dipasok ke negara-negara Eropa. (msl/aff)












































Mereka penggembala rusa kutub (Dok. REUTERS/Anton Golubev)
Suku Nenets hidup dari rusa kutub (Dok. REUTERS/Anton Golubev)
Komentar Terbanyak
Bonnie Blue, si Artis Porno Penuh Sensasi Itu Akhirnya Diusir dari Bali
Fadli Zon Jumpa PB XIV Mangkubumi di Jakarta, Bahas Kepemimpinan Keraton Solo
Ramai Seruan Patungan Beli Hutan Usai Banjir Sumatera, DPR: Sindiran Tajam