Pemakaman Langit: Jenazah Dimakan Burung Bangkai

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Merayakan Kematian

Pemakaman Langit: Jenazah Dimakan Burung Bangkai

Kurnia Yustiana - detikTravel
Kamis, 02 Nov 2017 21:20 WIB
Burung-burung yang berterbangan jelang prosesi pemakaman langit (Reuters)
Lhasa - Pemakaman langit sekilas memang mengerikan di mata traveler, jenazah diletakkan di bukit untuk dimakan burung. Namun ritual ini begitu sakral di Tibet.

Tradisi Jhator alias Sky Burials atau pemakaman langit banyak dilakukan di sekitaran China, tepatnya Qinghai, Tibet, Mongolia dan Inner Mongolia. Di Tibet misalnya, dengan mayoritas penduduk pemeluk agama Buddha, pemakaman langit dilaksanakan di Kuil Drigung, Lhasa.

Dirangkum detikTravel dari berbagai sumber, Kamis (2/11/2017), pemakaman ini begitu sakral. Tak semua orang bisa dimakamkan melalui ritual Jhator. Jenazah tak boleh berusia di bawah 18 tahun, wanita hamil, atau mereka yang meninggal karena penyakit juga kecelakaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ritual diawali dengan berdoa di kuil, kemudian jenazah dibawa ke puncak perbukitan atau gunung yang lokasinya ribuan meter di atas permukaan laut. Para biksu akan berdoa mengelilingi jenazah tersebut sebelum Jhator dilakukan.

(Reuters)(Reuters)


Mayat ditelungkupkan tanpa ada lagi kain yang menutupi, lalu tubuhnya disayat. Hal ini lakukan untuk mengundang burung hering atau burung bangkai datang dan memakan mayat tersebut. Buat burung-burung lainnya seperti gagak, ada bagian tulang yang ditumbuk sehingga seluruh bagian mayat bisa habis dimakan.

Bisa juga mayat benar-benar dimutilasi terlebih dahulu dengan kapak baru diumpankan ke burung-burung yang ada. Keluarga dan warga setempat turut hadir menyaksikan prosesi di mana mayat dimakan burung-burung yang ramai berkumpul di sana.

Mayoritas warga Tibet menganut agama Buddha, menyambut kematian secara suka cita karena percaya reinkarnasi di alam selanjutnya. Adanya ritual Jhator sendiri sebagai salah satu pemakaman yang sarat akan nilai religi.

(Reuters)(Reuters)


Jenazah dibiarkan dimakan burung bangkai karena hewan yang disebut Dakini ini diyakini warga setempat sebagai reinkarnasi dari malaikat. Mereka akan mengambil arwah jenazah dan mengantarnya ke surga, sebuah tempat menunggu reinkarnasi kehidupan selanjutnya. Masyarakat percaya agar arwah terbawa sepenuhnya ke surga, seluruh bagian tubuh harus dimakan.

Daging manusia diumpankan pada burung juga karena dianggap menyelamatkan hewan-hewan tersebut. Mereka meniru hal yang dilakukan Shakyamuni Buddha, yang konon pernah melakukan hal demikian untuk menyelamatkan seekor elang dengan memberi dagingnya sendiri untuk dimakan burung.

Bagi wisatawan yang melihatnya, mungkin ritual ini tampak mengerikan. Namun bagi warga Tibet, Jathor memang memiliki sisi lain yang begitu sakral.

(krn/fay)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Merayakan Kematian
Merayakan Kematian
16 Konten
Kematian adalah penting dalam kebudayaan seluruh bangsa di dunia. Kematian menjelma menjadi ritual, tradisi dan festival yang menjadi daya tarik wisatawan.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads