Curhatan Orang Papua Tentang Asmat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Curhatan Orang Papua Tentang Asmat

Afif Farhan - detikTravel
Rabu, 14 Feb 2018 16:15 WIB
Anak-anak Suku Asmat (Dokumentasi Kemenkes)
Jakarta - Asmat, daerah di Papua itu sedang ramai dibicarakan karena gizi buruknya. Ada kesedihan, sebab sejatinya itu adalah daerah yang 'kaya'.

Ramai-ramai orang membicarakan Asmat. Suatu daerah sekaligus suatu nama suku yang menempati bagian pesisir selatan Papua. Mereka tinggal di atas rawa, di atas kayu-kayu. Bagaimana sih sebenarnya kehidupan di sana?

"Orang Asmat itu kaya, ikan dan udangnya melimpah. Apalagi mereka terkenal dengan jago memahat patung-patung, yang sudah terjual dan dipamerkan sampai ke Eropa dan Amerika sana," kata Maximus Tipagau, masyarakat suku Moni asli Ugimba kepada detikTravel, Senin di kawasan Sarinah, Jakarta, Selasa (13/2/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesama orang papua, Maximus pun bisa merasakan kepedihan pada orang-orang Asmat. Apalagi soal gizi buruknya, yang mana sejak dulu tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah.

"Ya bagaimana tidak gizi buruk, mereka tidak diajarkan mencuci tangan, menyimpan makanan, memasak dan lain-lain. Makanya perut-perut anak kecilnya besar-besar, mereka yang penting hidup saja. Itu kasihan," paparnya.

Sebenarnya selain Asmat, masih banyak daerah pedalaman Papua yang menderita hal yang sama. Seperti di Ugimba, yang juga berada di wilayah Pegunungan Jayawijaya.

















Beberapa bantuan yang dari berbagai pihak untuk Suku Asmat (Salman/ detikcom)Beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk Suku Asmat (Salman/ detikcom)






BACA JUGA: Lihat Lagi Ugimba, Desa Cantik di Pedalaman Papua

Sebenarnya seperti kata Maximus, orang Asmat itu kaya-kaya terutama soal seni memahat patung. Namun lagi-lagi, itu tidak mendapat perhatian serius.

"Mereka punya banyak makna untuk memahat patung, ada cerita di setiap patung dan itu istimewa. Sayangnya kok orang-orang luar negeri semua yang membeli yang memasarkan. Mengapa tidak dikelola itu sebagai destinasi wisata. Itu bisa jadi sumber penghidupan mereka juga," urai Maximus.

















Patung-patung yang dibuat suku Asmat (Harley Bayu Sastha/ACI)Patung-patung yang dibuat suku Asmat (Harley Bayu Sastha/ACI)






"Patung-patung Asmat sudah ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia. Kita sendiri orang Indonesia, tahu tidak patung Asmat?" tegasnya.

Dengan Yayasan Somatua yang didirikannya, Maximus sudah beberapa kali memberikan bantuan seperti baju dan bahan makanan ke Asmat. Dia menegaskan, orang Asmat dan orang-orang papua pedalaman lainnya hanya butuh perhatian.

(aff/aff)

Hide Ads