Terkait teror bom di Surabaya dan Sidoarjo, sejumlah negara seperti Hong Kong, Inggris, AS, Singapura dan Australia telah mengeluarkan Travel Advice, yakni imbauan agar para traveler lebih hati-hati saat liburan ke Indonesia.
Imbauan tersebut tentunya menjadi acuan bagi wisatawan mancanegara yang ingin ke Indonesia. Bisa jadi keberangkatan mereka ditunda atau diberangkatkan demi keamanan. Menurut Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Prof Azril Azahari PhD dalam obrolan via telepon dengan detikTravel, Senin (14/5/2018), dampak terhadap pariwisata bisa terjadi, namun hanya sementara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya walaupun ada travel warning segala macam itu hanya sesaat, karena kalau kita lihat dampak bom Bali itu kan hanya sesaat setelah itu balik lagi, bergeliat lagi," ujar Azril.
Agar turis merasa aman dan tidak takut berkunjung ke Indonesia, negara harus cepat mengumumkan seperti apa kondisi keamanan Indonesia.
"Kayak dulu waktu Gunung Agung di Bali kan dia (Presiden Jokowi) bilang nggak apa-apa, aman. Bagus itu harusnya kayak begitu. Jadi artinya presiden sebagai kepala negara menyatakan Indonesia nggak ada apa-apa kok. Kita kecolongan tapi harus diambil over oleh kepala negara, jadi turisnya nggak takut lagi. Karena negara sudah bertanggung jawab terhadap keamanan kita," jelasnya.
BACA JUGA: Wisatawan di Surabaya Diminta Tenang dan Waspada, Hotel Diperketat (wsw/fay)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol