Intensitas bencana, baik alam maupun non alam, tidak bisa diprediksi. Untuk itu, Kemenpar merasa perlu untuk membentuk Tim Manajemen Krisis Kepariwisataan di 10 destinasi yang dianggap rawan bencana tapi selama ini mendatangkan banyak wisatawan.
"Ada rencana inisiasi manajemen krisis kepariwisataan ini ke daerah yang punya potensi krisis, konflik, bencana. 10 destinasi manajemen krisis prioritas ini mewakili wilayah Indonesia Barat, Timur dan Tengah. Destinasi ini merupakan kantong-kantong penyumbang wisata tapi rawan bencana. Daerah ini nantinya disiapkan jadi destinasi branding prioritas dan kondusivitas," kata Guntur Sakti, Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar dalam acara Silaturahmi dengan Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) di Restoran Handayani Prima, Jakarta, Rabu (11/7/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bangga! Pulau Jawa Peringkat Pertama Versi 'Travel and Leisure', Tonton videonya di sini:
"Selama ini belum ada kelembagaan di daerah yang khusus menangani krisis kepariwisataan. Dinas Pariwisata daerah tidak terlalu banyak andil. Kami coba lapor ke menteri. Kami juga sudah undang 10 calon Kadispar untuk sosialisasi, dan menyamakan persepsi. Prinsipnya mereka sangat mendukung. Tinggal menunggu surat sakti dari pak menteri," sambung Guntur.
"Kadispar Sumut mengganggap penting. Kadispar Yogya menyambut baik, karena situasi Gunung Agung mirip dengan Gunung Merapi. Mereka berharap ada lembaga koordinasi di daerah untuk menangani krisis," imbuhnya.
Guntur menyebut ada 10 destinasi yang akan jadi priotitas tim ini. Destinasi itu antara lain di Indonesia Barat ada Kepulauan Riau, Palembang, DKI Jakarta, Joglosemar (Yogyakarta, Solo, Semarang), Jawa Timur, termasuk kawasan Bromo Tengger Semeru dan Banyuwangi.
Sementara dari Indonesia Tengah, ada Bali dan Nusa Tenggara Timur (Labuan Bajo dan Pulau Komodo). Dari Indonesia Timur, ada Maluku dan Papua yang masuk prioritas.
"Tahun ini Indonesia jadi host event dunia, Asian Games. Bali Oktober nanti jadi tuan rumah Annual Meeting World Bank-IMF. Ini baru konsep, grand design, implementasinya masih dalam proses. Kelincahan Kadispar juga mempengaruhi. Kita akan full speed jelang Asian Games," tutup Guntur. (wsw/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum