Baru-baru ini, pemerintah berhasil mendapatkan 51 persen saham Freeport. Freeport merupakan perusahaan tambang di Papua, lokasinya di sekitar Pegunungan Jayawijaya dan dekat wilayah Taman Nasional Lorentz.
Tapi tahukah kamu traveler, kalau di sekitar Freeport terdapat 7 suku Papua. Mereka sudah hidup di sana jauh sebelum Freeport berdiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat 7 suku yang hidup di sekitar kawasan Freeport (Afif Farhan/detikTravel) |
Urusan wisata, tiap sukunya menempati kawasan yang indah. Apalagi soal budaya, menarik untuk dilihat. Suku Dani terkenal dengan tari perang, suku Amungme punya kopi yang nikmat dan suku Kamoro terkenal dengan tariannya.
Suku Dani yang terkenal dengan tari perang (Sastri/detikTravel) |
Bagaimana kehidupan suku-suku di sana, Maximus?
"Kehidupan di sana masih susah. Tidak ada sekolah, tidak ada rumah sakit, tidak ada lapangan terbang dan tidak ada jalan. Padahal di dekatnya, ada salah satu tambang terbesar di dunia," katanya.
BACA JUGA: Potong Jari, Bukti Cinta dan Kesetiaan Suku Dani di Papua
7 Suku di sekitar tambang Freeport itu hidup dengan cara berburu dan berkebun sampai sekarang. Prianya masuk ke hutan berburu macam binatang, sementara wanitanya berkebun menanam ubi, kol sampai bayam.
Suku Moni yang wanitanya sehari-hari berkebun (Afif Farhan/detikTravel) |
"Malah dulunya tambang Grasberg (salah satu lokasi tambang Freeport) adalah tempat berburu suku Moni dan Amungme. Mereka berburu kanguru hutan, dingiso, landak, domea dan beberapa jenis hewan lainnya," papar Maximus.
Perjalanan ke Desa Ugimba, tempatnya suku Moni harus menempuh medan yang berat (Afif Farhan/detikTravel) |
Hak Ulayat dan Masa Depan 7 Sukunya
Kalau melihat pemberitaan soal Freeport pasti beberapa kali kamu sering mendengar hak ulayat. Apa itu artinya?
"Hak ulayat adalah hak atas kepemilikan tanah adat. Jadi kami orang Papua memiliki tanah adat yang sudah diwariskan turun menurun dari leluhur kami dan disepakati sampai penerus-penerusnya sebagai tempat untuk berburu atau berkebun," terang Maximus yang juga beberapa waktu lalu menerbitkan buku 'Maximus dan Gladiator Papua'.
Tanah-tanah adat itu pun ternyata ada di dalam kawasan Freeport. Makanya, sering kali terjadi demonstrasi atau gesekan mengenai hak ulayat di sekitarnya.
"Kami orang Papua sangat menghormati tanah adat kami," tegas Maximus.
Maximus, merupakan orang asli suku Moni (Afif Farhan/detikTravel) |
"Saya sangat berharap agar pemerintah memperhatikan dan wake up untuk kehidupan 7 suku di sekitar Freeport. Mereka masih hidup susah, tidak tersentuh. Mereka benar-benar butuh keadilan, butuh kesejahteraan," paparnya.
"51 Persen saham dari Freeport harus transparan. Sekarang kita lihat bagaimana Presiden Jokowi dengan hatinya yang tulus membangun Papua. Jajarannya harus mengikuti, harus peduli dengan Papua. 7 Suku di sekitar Freeport juga orang Indonesia dan negara harus bertanggung jawab dengan mereka," tutup Maximus. (aff/aff)












































Terdapat 7 suku yang hidup di sekitar kawasan Freeport (Afif Farhan/detikTravel)
Suku Dani yang terkenal dengan tari perang (Sastri/detikTravel)
Suku Moni yang wanitanya sehari-hari berkebun (Afif Farhan/detikTravel)
Perjalanan ke Desa Ugimba, tempatnya suku Moni harus menempuh medan yang berat (Afif Farhan/detikTravel)
Maximus, merupakan orang asli suku Moni (Afif Farhan/detikTravel)
Komentar Terbanyak
IKN Disorot Media Asing, Disebut Berpotensi Jadi Kota Hantu
Thailand Minta Turis Israel Lebih Sopan dan Hormat
Wisatawan di IKN: Bersih dan Modern Seperti Singapura, tetapi Aneh dan Sepi