Adapun negaranya antara lain Italia, Taiwan, Filipina, Rusia, Korea Selatan dan Indonesia.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, yakin SIPA 2018 yang mengusung tema 'We Are The World-We Are The Nation' bisa membawa dampak positif bagi pariwisata Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benteng Vastenburg dipilih menjadi lokasi diselenggarakannya SIPA 2018 karena memiliki nilai heritage yang tinggi. Benteng peninggalan Belanda yang terletak di kawasan Gladak, Surakarta ini juga strategis karena berada di tengah kota. Bangunannya pun masih berdiri megah di atas lahan seluas 31.553 meter.
"Menjadi wajar bila SIPA 2018 ini panitianya menargetkan ada 10 ribu pengunjung dalam satu malam. Diharapkan 50 persen dari penonton adalah wisatawan," harap Arief.
SIPA 2018 akan menampilkan beragam seni pertunjukan dari berbagai belahan dunia selama tiga malam, seperti seni tari, musik, hingga teater. Ada juga bazar yang diisi oleh pameran produk, distro batik, handcraft, hingga stand khusus kuliner yang akan menjual makanan-makanan dan minuman khas dari Solo ataupun di luar Solo.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II, Sumarni, turut menilai kegiatan akan sukses.
"Sebab, kekayaan budaya Solo akan diperlihatkan. Termasuk juga kekayaan kulinernya. Apalagi lokasinya di Benteng Vastenburg. Lokasi bersejarah yang sering dikunjungi wisatawan," paparnya.
Sementara Kabid Pemasaran Area I Kementerian Pariwisata, Wawan Gunawan, mengungkapkan Solo memliki unsur 3A yang bisa mendukung kesuksesan acara.
"Jangan pernah ragu untuk menyaksikan atraksi di Solo karena kemasannya selalu bagus. Solo juga punya banyak amenitas berupa hotel berbintang sampai homestay. Ini akan memudahkan wisatawan. Solo mempunyai bandara internasional, bisa diakses juga melalui kereta api. Jadi, Solo dijamin nyaman buat wisatawan," katanya.
Direktur SIPA, Irawati Kusumorasri menjelaskan tema yang diangkat pada pergelaran SIPA yang ke-10 memiliki arti satu bangsa dan satu dunia.
"Persatuan menjadi pesan moral yang akan disuarakan dan digelorakan di panggung tahun ini. Pemilihan tema tersebut dikarenakan perdamaian saat ini sangat dibutuhkan semua manusia," jelasnya.
Ira pun menjelaskan soal maskot SIPA 2018, yakni Melati Suryodarmo yang merupakan alumni Universitas Padjadjaran Bandung jurusan Hubungan Internasional. Melati MEmulai pendidikan seni rupa dan performance di Hochschule Fuer Bildende Kuenste Braunschweig Jerman dan menyelesaikan pascasarjana pada 2003. Melati juga sekaligus bekerja dan berkesenian selama 20 tahun di Eropa. (ega/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum