Saat tiba di Kumai nanti, para yachter akan diberi kegiatan pengenalan Kumai selama sehari penuh. Setelah itu ditutup dengan gala dinner bersama para pejabat. Di Kumai, yachter akan dibawa untuk mengenal lebih dekat tentang Orangutan di Taman Nasionan Tanjung Puting dan Suku Dayak.
"Tamu yacht akan disambut di laut sebelum masuk ke muara. Perjalanan satu jam dan akan sampai di Pelabuhan Kumai. Di sana jadi wilayah untuk titik labuh dan kapal sandar," ungkap Kepala Dinas dan Kebudayaan Pariwisata Provinsi Kalteng, Guntur Talajan, di Kemenpar, Jakarta, Senin (3/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama di Rumah Mangkubumi, yachter diajak untuk menikmati rumah Pangeran yang sudah berumur ratusan tahun. Ada juga pemandian Putri Tujuh," tutur Guntur.
Setelah dari rumah Pangeran, para yachter akan kembali dikenalkan dengan pemukiman pertama di Kumai, Kampung Pelangi di bantaran Sungai Arut. Di sana ada sebuah titian sepanjang 4 km. Yachter bisa mengenal kehidupan awal-awal masyarakat Dayak di wilayah sungai.
"Mereka juga akan diajak menuju ke workshop pembuatan kapal pinisi. Kemudian di atas kapal klotok untuk melihat sunset di tengah Sungai Arut. Habis maghrib ada gala diner oleh pejabat," tutur Guntur.
Kegiatan ini diharapkan bisa membuat para yachter senang dan tinggal lebih lama di Kumai. Apalagi adanya Taman Nasional Tanjung Puting yang memang sudah mendunia. (sym/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum