Seiring berjalannya waktu, Pemerintah Kabupaten Badung terus berbenah. Kawasan yang mulanya dikelilingi hutan hingga kuburan ini pun ditata dan jadi makin cantik, hotel-hotel mewah mulai dibangun dan kawasan pantai jadi makin bersih. Tahun ini, Petitenget Festival digelar perdana untuk menggaet wisatawan.
"Iya, dulu kan di tahun 1970-an awal itu ada alas (hutan), ada kuburan, ada dedemit, memedi (hantu) dibilang. Ini dengan adanya aktivitas pariwisata, pemetaan pantai yang sudah bersih, pantai ini dijadikan ikon, bagaimana masyarakat menikmati pantai," kata Kadis Pariwisata Badung Made Badra di sela acara Petitenget Festival, Bali, Jumat (14/9/2018) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kawasan pantai itu juga dipercantik dengan ayunan yang bakal jadi ikon baru di Pantai Petitenget. Lewat festival ini juga dikenalkan soal kisah Buto Ijo yang akhirnya disucikan dan menjaga wilayah tersebut.
Lewat fragmen tarian yang ditampilkan dikisahkan tentang jiwa gelap Buto Ijo yang menjadikan masyarakat yang mendekati kawasan Kerobokan ini menjadi sakit. Untuk mengatasi hal ini, Sang Hyang Nirartha membangun sebuah Pura Petitenget yang indah di Pantai Seminyak untuk melindungi seluruh Desa Kerobokan.
Singkat cerita, Buto Ijo akhirnya disucikan dan menerima mandat melindungi desa dan peti pecanangan suci yang ditinggalkan di pura sebelum perjalanan Sang Hyang Nirartha ke Bali Selatan yang kini dikenal sebagai Uluwatu.
Kembali soal Festival Petitenget, Badra menambahkan acara ini memang menonjolkan kombinasi tradisional dengan modernitas. Diharapkan aneka hiburan yang ditampilkan bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali.
"Yang ditonjolkan kombinasi modernity dengan tradisional, sesuatu tampilan yang model lifestyle clubbing ada musik, dan culture mengangkat ikon yang luar biasa Buto Ijo. Ini jadi daya tarik yang luar biasa," ucapnya.
"Harapannya membludaknya masyarakat termasuk juga wisatawan mancanegara. Jadi kita berikan apresiasi kepada bendesa adat dan panitia yang telah menggagas suatu gagasan ini dan ini akan berlanjut," kata Badra.
Untuk diketahui festival ini bakal berlangsung pada 14-16 September 2018. Aneka budaya lokal seperti pertunjukan musik, wayang orang, tari tenun hingga senam yoga tertawa massal menjadi salah satu hiburan yang ditampilkan. Sementara untuk sisi modern bakal ada hiburan dari Balawan hingga DJ Dipha Barus. (ams/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum