Batik Gambo Asal Muba yang Kekinian & Mulai Mendunia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Batik Gambo Asal Muba yang Kekinian & Mulai Mendunia

Raja Adil Siregar - detikTravel
Selasa, 02 Okt 2018 18:55 WIB
Foto: Kain khas Musi Banyuasin (Raja Adil Siregar/detikTravel)
Palembang - Musi Banyuasin (Muba) di Sumsel punya batik khas yang dikenal sebagai Gambo. Traveler mesti beli nih.

Batik Jumputan Gambo khas Muba sukses memukau di acara Palembang Fashion Week dan jadi cinderamata buruan Asian Games 2018. Kini produk getah gambir asal dari Musi Banyuasin itu mulai mendunia.

Produk yang lebih sering disebut Gambo itu mulai diproduksi masal ibu-ibu PKK. Bahkan jenisnya sudah banyak, seperti bomber, baju batik, payung dan tas yang unik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara membuatnya memang tak mudah, pengrajin harus tahu akan tradisi mode perkainan agar dapat mewujudkan hasil yang baik. Terutama teknik penggunaan malam dengan menutup sebagian kain saat proses pewarnaan.

Setelah pewarnaan selesai, pengrajin mulai membuat motif dengan keunikan dan arti tertentu. Motifnya disesuaikan dengan kebutuhan pasaran dan sesuai minat pembeli, termasuk tren kekinian.

Untuk pembuatannya sendiri, diperlukan kesadaran dan ilmu pengetahuan untuk melestarikan budaya batik ini. Terutama tingkat pengrajin lokal karena kerajinan ini dikerjakan secara manual alias pakai tangan (batik tulis).

Batik Gambo khas Jumputan, yaitu jenis batik yang dikerjakan dengan teknik ikat celup untuk menciptakan gradasi warna yang menarik. Tidak ditulis dengan malam seperti batik pada umumnya, kain akan diikat lalu dicelupkan ke dalam warna.

(Raja Adil Siregar/detikTravel)(Raja Adil Siregar/detikTravel)
Teknik celup rintang menggunakan tali, ini untuk menghalangi bagian tertentu di kain agar tidak menyerap warna lain sebelum terbentuk motif. Gambo Muba, menjadi tren mode baru batik Jumputan dengan sentuhan modern.

Untuk mempromosikan produk khas ini, Ketua PKK Muba, Thia Yufada memulai dengan menghadirkan di booth-booth mewah di ibukota. Bukan saja modern secara proses pembuatan, tetapi juga modern dari tampilan dan jangkauan pasarnya.

"Batik Jumputan diberi nama Gambo ini karena bahan pewarnaannya berasal dari getah gambir. Kalau biasanya ada pakai zat kimia, ini dibuat dengan pewarnaan alami," papar Thia yang juga istri Bupati Musi Banyuasin, Dodi Reza Alex.

(Raja Adil Siregar/detikTravel)(Raja Adil Siregar/detikTravel)
Kini, Gambo Muba secara masif bahkan menyentuh kalangan selebriti ibukota di Jakarta. Thia mengaku sedang benar-benar antusias memperkenalkan kain Jumputan tradisional dari daerahnya.

Dia ingin daerah yang dipimpin oleh Dodi Reza Alex itu punya kekhasan yang bisa dibanggakan. Terutama di kancah dunia di bidang fashion.

"Namanya kain Gambo, Gambo Muba ini biasa disebut oleh orang Sekayu. Gambir di daerah Babat Toman yang paling baik menurut peneliti, ini tentu berbeda jauh dari daerah lain dan ada khasnya," imbuh ibu dua orang anak ini.

(Raja Adil Siregar/detikTravel)(Raja Adil Siregar/detikTravel)
Lebih lanjut, kata Thia, dari sejarah teknik Jumputan berasal dari negeri tirai bambu ini dibawa oleh para saudagar asal India. Karena keragaman warna dan motif yang indah, maka teknik ini mulai berkembang di Nusantara.

Khusus Indonesia batik Jumputan biasa diproduksi oleh daerah tertentu, seperti Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Bali dan Sumatera Selatan yang saat ini sedang go international adalah batik Jumputan Gambo Muba.

"Alhamdulillah Gambo Muba mulai dilirik dan dapat bertengger di industri fashion baik di level nasional atau internasional," kata Thia bangga.

Pada kesempatan di Hari Batik Nasional ini, mantan presenter televisi swasta ini optimis produk asli daerahnya ke depan dapat terus bersaing. Sehingga memang harus ada inovasi-inovasi kekinian yang terus berkembang.

"Sesuatu yang tidak berguna kami coba manfaatkan dengan maksimal supaya memiliki nilai tinggi dan menghasilkan sesuatu yang luar biasa, terutama untuk perkembangan industri tekstil," tutupnya. (krn/fay)

Hide Ads