Batu tameng merupakan salah satu batu yang dikeramatkan oleh masyarakat Cirebon. Batu tameng terletak di pinggir Jalan Raya Sunan Gunungjati, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon. Tepatnya di kompleks makam Sunan Gunung Jati.
Batu tameng diyakini sebagai media penolak bala atau malapateka. Usia batu tersebut sudah ratusan tahun dan tak pernah berpindah lokasi. Batu tersebut ditutupi dengan kain putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Filolog Cirebon, Raffan Safari Hasyim menceritakan batu tameng sejatinya sebagai penanda perbatasan wilayah antara Pesantren Giri Amparan Jati dengan Pesantren Sembung pada tahun 1440.
"Pesantren Sembung itu didirikan pada era Sunan Gunung Jati. Sedangkan Giri Amparan Jati didirikan oleh Syekh Nurjati tahun 1420. Tahun 1440 Pesantren Sembung berdiri, pembataanya itu batu tersebut," kata filolog yang akrab disapa Opan itu saat ditemui di kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kamis (4/10/2018).
![]() |
Penjaga perbatasan dua pesantren tersebut, lanjut Opan, dijaga oleh Ki Gede Watu Tameng. Saat ini, kedua pesantren itu menjadi kompleks pemakaman.
Seiring dengan perkembangannya, tak sedikit peziarah atau pengendara melemparkan uang ke arah batu tameng saat melintas wilayah tersebut. Opan menjelaskan tradisi lempar uang itu sudah dilakukan sejak lama.
![]() |
Menurut Opan tradisi tersebut merupakan salah satu bentuk sedekah yang tujuannya untuk menolak malapetaka.
"Sesuai dengan ajaran Islam, sedekah itu kan bisa menolak bala. Intinya sedekah, bukan hal-hal lain," kata Opan.
(sym/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!