"Saat kejadian Gunung Agung sudah ada 14 negara beri travel advisory. Salah satunya berasal dari China yang menaati, 100% dilakukan," kata Menpar Arief Yahya dalam FGD Penanganan Gerakan Jurnalisme Ramah Pariwisata di Sari Pacific Hotel, Jakarta, Rabu (24/10/2018).
Hal itu amat berbeda dengan Australia yang cenderung bertolak belakang. "Kalau Australia bikin travel advisory, warganya tetap akan datang bisa sebanyak 80 persen dari biasanya," imbuh dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Saya datangi dubes sini. Tapi dia merekomendasikan ke konjen. Setelah saya bertemu, saya minta Anda mencabut travel advisory ke Indonesia. Lalu dia menjawab, atas nama hubangan baik kita cabut," ucap Arief.
Namun, Menpar Arief diberitahu Konjen China bahwa ia masih akan memasang travel advice jika masih dalam masa tanggap darurat. Setelahnya disepakati pencabutan masa tersebut dalam sebuah rapat.
"Bagaimana bila ada tanggap darurat? Itu pemerintahanmu. Bingung saya itu. 22-23 Desember saya ratas dan bersambung ke Lombok juga. Lalu dari presiden memutuskan untuk mencabut tanggap darurat," jelas dia.
Dalam FGD ini ada pula Kapusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, serta sejumlah jajaran Kemenpar. Diskusi ini membahas efek bencana dalam pariwisata serta pemberitaan yang semestinya dilakukan media massa.
Tonton juga 'Kemenpar Tetapkan 5 Makanan Ini Sebagai Makanan Nasional':
(rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda