Dilansir detikTravel dari berbagai sumber, Rabu (31/10/2018), ada alasan mengapa pesawat adalah moda transportasi paling aman. Sebagai contoh data dalam artikel ini terjadi di Amerika Serikat.
Fobia penerbangan pasti dialami beberapa traveler. Terkadang sangat akut dan bahkan mereka menggunakan transportasi alternatif ke destinasi tujuan, yakni lewat darat dan laut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Transportasi darat
Berkendara di jalan raya, secara statistik, adalah cara paling berbahaya untuk traveling. Peluang pengemudi meninggal adalah 1 dalam 114 dalam kecelakaan dan 1 dari 654 kemungkinan sebagai penghuni mobil. Dari 35.092 kematian jalan raya pada tahun 2015, 12.628 dari mobil penumpang, 9.813 mobil seperti pikap dan 4.976 adalah pengendara sepeda motor.
Sedang di kereta, pada 2015, 749 orang tewas dalam kecelakaannya. Enam puluh persen dari kecelakaan ini adalah akibat dari masuk tanpa izin, sehingga perjalanan kereta api sebagian besar masih aman.
Transportasi air
Traveling dengan kapal juga memiliki resiko kecelakaan yang kecil. Ada 692 kematian menggunakan kapal di tahun 2015. Namun, 90 persen dari kasus-kasus ini terjadi di kawasan rekreasi dan tidak terkait dengan penumpang.
Transportasi udara
Rasio keselamatan udara amat kecil, yakni 1 banding 9.821 kemungkinan meninggal akibat insiden transportasi udara. Ini kenapa penerbangan menjadi salah satu bentuk transportasi teraman.
Di sisi lain, berdasar DOT, transportasi umum adalah pilihan teraman untuk traveling. Dalam laporan DOT hanya ada 30 kematian penumpang pada tahun 2015.
Jadi mengapa orang lebih takut terbang? Itulah persepsi risiko. Kejadian kecelakaan pesawat akan menarik perhatian kita dan memicu rasa takut dan cenderung melekat di benak kita.
Hal di atas memberi kita kesan salah bahwa peristiwa-peristiwa ini adalah kejadian umum. dan cenderung tidak peduli betapa jarangnya kecelakaan pesawat itu terjadi.
Penelitian juga menunjukkan bahwa orang pada umumnya merasa lebih cemas ketika menghadapi ancaman yang tidak dapat dikontrol atau tidak disengaja. Terlepas dari kenyataan bahwa ngebut di jalan menyumbang 9.557 kematian pada tahun 2015, sopir mungkin merasa kurang cemas karena mereka percaya sepenuhnya dapat mengendalikan keselamatannya.
Sementara itu, traveler yang menggunakan pesawat harus menyerahkan keselamatannya pada awak pesawat. Dan berpikir tidak dapat memilih bagaimana ancaman dan bahaya yang tak terduga dihadapi.
Jika Anda takut terbang, Anda bisa melawan rasa takut itu dengan memperlengkapi diri dengan pengetahuan. Ada pula berbagai teknik menjelang penerbangan yang bisa diikuti.
Di Tanah Air kini dirundung malapetaka, dari benacana alam hingga yang terbaru kecelakaan pesawat Lion Air JT 610. Sebanyak 189 penumpang beserta awak masih belum ditemukan hingga kini. (rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!