"Kami sangat yakin dengan potensi alam dan budaya kita. Sektor pariwisata bisa kita jadikan unggulan di daerah kami. Kami punya semuanya di sini. Terima kasih kepada Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada kami, selanjutnya kita akan fokus terus menambah atraksi, akses dan amenitas seperti amanat pak Menteri Pariwisata," kata Bupati Halmahera Tengah Edi Langkara, dalam keterangan tertulis, Jumat (2/11/2108).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ribuan manusia hadir di acara yang juga dikemas sangat rapi dengan mengedepankan kearifan lokal yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Acara tersebut juga sangat menarik karena bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Halmahera Tengah yang ke-28.
"Budaya kita sangat penuh sejarah, seperti spanduk yang membentang di acara kami, yang menegaskan bahwa NKRI tanpa Gam Range atau biasa disebut dengan 3 negeri Fagogoru yakni Weda, Patani (Halmahera Tengah) dan Maba (Halmahera Timur) merupakan komponen terpenting dalam memperjuangkan daratan Papua Barat kembali ke pangkuan ibu pertiwi sehingga kesatuan wilayah ini di kenal dengan sebutan Nusantara. Budaya dan sejarah ini yang akan coba kami gali terus untuk menarik wisatawan datang ke daerah kami," ujar Edi yang juga dibenarkan Kadis Pariwisata.
Jika ditanya soal alam, Halmahera Tengah memiliki wilayah yang punya bentangan pantai yang panjang dan cantik menjadi salah satu keunggulannya.
Edi mengatakan, wilayahnya memiliki destinasi-destinasi unggulan seperti Pantai Umiyal di Pulau Gebe dan Pantai Patani, yang terkenal dengan keindahan pasir putih dan panorama di bawah lautnya. Paling menarik yaitu Goa Boki Maruru, yang disebut-sebut sebagai goa terpanjang di dunia.
"Akses kami juga sangat mudah, hanya sekitar 1,5 jam dari Ternate. Silahkan datang ke Halmahera Tengah. Masyarakat kami juga sangat ramah. Budaya kami juga sangat menarik," ungkap Edi yang juga diamini Kadis Pariwisata.
Lebih lanjut Adam mengatakan budaya dan ekonomi kreatif Halmahera Tengah berbasis budaya lokal saat ini dapat menumbuhkembangkan ekonomi kreativitas masyarakat lebih baik lagi.
Hal tersebut karena kedua sektor ini memiliki keterkaitan sangat kuat bagai keping mata uang yang tak bisa lepas pisah.
Budaya Fagogotu harus menjadi basis pengembangannya. Kearifan lokal (local genius) yang dimiliki menjadi nilai-nilai penuh bermakna, antara lain, diterjemahkan ke dalam bentuk fisik berupa produk kreatif daerah setempat.
Ekonomi kreatif tidak bisa dilihat dalam konteks ekonomi saja, tetapi juga dimensi budaya. Ide-ide kreatif yang muncul adalah produk budaya karena, strategi kebudayaan sangat menentukan arah perkembangan ekonomi kreatif, produk yang bisa diangkat dan dikembangkan.
"Keunikan atau kekhasan produk lokal itulah yang mesti menjadi intinya lalu ditambah unsur kreativitas dengan sentuhan teknologi.Dalam kreativitas mestinya dihindari penyeragaman antardaerah. Jika ini dilakukan juga, maka nilai keunikan dan kekhasan akan hilang. Berikan berkembang apa yang ada di daerah setempat, dan inilah yang dipadukan dengan kemampuan manusia yang inovasi-kreatif. Hanya dengan demikian keunggulan komparatif bisa terjaga dan daya saing produk bisa dipertahankan," papar Mohammad Adam.
Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat gembira mendengar keseriusan para petinggi-petinggi di daerah. Di berbagai kesempatan, ia selalu menegaskan bahwa maju atau tidaknya pariwisata itu tergantung dari kepala daerahnya yakni gubernur atau bupati.
Menteri asal Banyuwangi itu biasa menyebutnya dengan CEO komitmen. Jika komitmen pimpinan dalam hal ini Bupati Halmahera Tengah serius, maka dipastikan akan maju dan berkembang.
"Semuanya tergantung terhadap kebijakan CEO-CEO di daerah tersebut. Jika serius mengedepankan pariwisata, maka dipastikan value daerah itu akan meningkat. Karena pariwisata itu, semakin dilestarikan maka semakin mensejahterakan," ungkap Arief.
Acara puncak Festival Fagogoru 2018 juga berlangsung meriah. Artis ternama di Indonesia Timur berhasil membuat ribuan manusia ikut hanyut dan gembira merayakan hari ulang tahun Halmahera Tengah.
Sekadar informasi, Kabupaten Halmahera Tengah terletak di Pulau Halmahera yang merupakan pulau terbesar di Maluku Utara dengan beberapa pulau/kepulauan di samping Halmahera sebagai induknya.
Kabupaten Halmahera Tengah juga memiliki 37 pulau kecil dimana hanya ada dua pulau yang memiliki penduduk yaitu Pulau Gebe dan Pulau Yoi.
Kabupaten Halmahera Tengah, berdiri sejak tahun 1968 sesuai dengan kebijaksanaan Gubernur Povinsi Maluku No. Odes 25/1/8 tahun 1968 dengan maksud dikembangkan untuk menjadi daerah tingkat II yang otonom.
Kemudian direstui dengan Skep Mendagri 15 April 1969 No Pemda 2/1/33. Dengan demikian secara de facto sejak tahun 1969, Kabupaten Halmahera Tengah telah mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Sehingga, sejajar dengan daerah tingkat II lainnya di provinsi Maluku.
Pada tahun 1990 daerah Halmahera Tengah dinyatakan sebagai daerah Kabupaten penuh. Dengan menyesuaikan pada perkembangan waktu dan tuntutan kondisi sosial masyarakat.
Maka pada tahun 2003 dengan UU RI No, 1 tahun 2003 kabupaten Halmahera Tengah dimekarkan menjadi tiga kabupaten/kota, yaitu kabupaten Hamahera Tengah sebagai kabupaten induk kemudian kabupaten Halmahera Timur dan Kota Tidore Kepulauan. (mul/ega)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol