Trik Mengemas Wisata Kuliner Jadi Atraksi Wisata

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Trik Mengemas Wisata Kuliner Jadi Atraksi Wisata

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Rabu, 21 Nov 2018 20:15 WIB
Foto: Ilustrasi wisata kuliner (Fitraya/detikTravel)
Jakarta - Wisata kuliner tak hanya sekadar kebutuhan mengisi perut saja. Wisata kuliner sekarang sudah jadi tren dan atraksi wisata tersendiri.

Dulu tak ada orang yang mengira bahwa kuliner bisa jadi magnet untuk menarik wisatawan agar datang berwisata ke suatu daerah. Tapi kini, kuliner sudah mendapat tempat tersendiri di hati wisatawan. Bahkan ada yang rela datang jauh-jauh hanya demi kuliner tertentu.

"Kuliner sudah jadi bagian dari wisata budaya. Wisata gastronomi sekarang sudah jadi tren, dimana makanan jadi entri point untuk mengenal budaya. Kuliner tidak hanya jadi kebutuhan makan saja, tapi lebih ke atraksi wisata," ujar Oneng Setya Harini, Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Budaya Kemenpar dalam acara Focus Discussion Group (FGD) Indonesia Menuju Destinasi Wisata Gastronomi Dunia di Aryaduta Hotel Jakarta, Rabu (21/11/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ada banyak jurus untuk mengemas wisata kuliner jadi atraksi wisata. Dari sudut pandang wisatawan, trennya sekarang mereka ingin agar wisata kuliner tersebut jadi pengalaman yang berkesan dalam hidup mereka.

"Sekarang, wisatawan lebih mengincar pengalaman. Mereka ingin melihat proses pembuatan makanan, sampai mencoba masak sendiri. Terakhir, mencicipi makanannya, apalagi dengan orang yang kita sayangi," imbuh Virginia Kadarsan, anggota Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar.

Turis asing, terutama orang Eropa sangat suka dengan pengalaman wisata kuliner seperti itu. Di Ubud, Bali sudah banyak pelaku bisnis yang menjual paket wisata kuliner seperti itu, misalnya cooking class hingga makan bersama di rumah warga lokal Bali.

Trik Mengemas Wisata Kuliner Jadi Atraksi WisataFoto: (Wahyu/detikTravel)


Selain itu, makanan jangan dilihat sebagai kebutuhan saja. Makanan juga sebagai gaya hidup, itu berarti traveler harus tahu bagaimana cerita di balik makanan tersebut bisa tercipta. Cerita-cerita ini juga yang malah menarik minat wisatawan untuk mencoba makanan tersebut.

"Banyak daerah di Indonesia yang punya kekayaan gastronomi. Misalnya makan bedulang di Belitung, atau wedang secang, ada cerita kenapa itu bisa dibuat. Ketika makan tidak sekadar makan dan ada cerita di baliknya, sajian itu jadi luar biasa. Ada nilai-nilai yang luar biasa di situ. Kita akan jadi lebih menghargai makanan yang kita makan," tutup Oneng. (wsw/wsw)

Hide Ads