Pakar Marketing Apresiasi Prestasi Kemenpar di Kancah Dunia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pakar Marketing Apresiasi Prestasi Kemenpar di Kancah Dunia

Mustiana Lestari - detikTravel
Selasa, 04 Des 2018 17:30 WIB
Foto: (dok Kemenpar)
Jakarta - Ahli marketing senior Hermawan Kertajaya mengatakan pencapaian Kementerian Pariwisata sangat luar biasa sehingga bisa mendapat pengakuan The Best Ministry Of Tourism.

Dia menilai sistem penilaian itu bukan berdasarkan keputusan editor tetapi melalui voting dari pembaca. Sehingga menurutnya pengakuan The Best Ministry Of Tourism benar-benar objektif.

"Belum ada Menteri Pariwisata Indonesia yang berhasil membuat pembaca peserta voting percaya dan memilih Indonesia. Dengan kata lain, semua melihat hasil kerja nyata Menteri Pariwisata yang telah mendongkrak pariwisata Indonesia," ujar Hermawan yang juga Founder & Chairman MarkPlus, Inc dalam keterangan tertulis, Selasa (4/12/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dia melanjutkan pariwisata Indonesia mengalami kemajuan yang signifikan. Posisi Indonesia di Travel and Tourism Competitive Index (TTCI), World Economic Forum (WEF) melesat 8 level ke peringkat 42.

Jika membandingkan jumlah kunjungan wisman, jelas sekali bahwa pertumbuhan pariwisata Indonesia melaju ke arah yang lebih positif. Untuk periode Januari-September 2017, jumlah wisman ke Indonesia sebanyak 10,46 juta. Sementara di periode yang sama tahun 2018, angkanya menjadi 11,93 juta.

Popularitas brand Wonderful Indonesia pun melonjak dari status tidak tercatat menjadi ranking 47 dunia. Mengalahkan Truly Asia (Malaysia) dan Amazing (Thailand), yang masing-masing berada di posisi 83 dan 97 dunia.

"Berbagai penghargaan internasional yang diterima Kemenpar adalah bukti kapasitas Arief Yahya sebagai marketing dan sekaligus doctor strategic marketing. Seluruh elemen pariwisata Indonesia diajak fokus menentukan langkah untuk memenangkan pertarungan tingkat dunia," ungkapnya.



Diakui Hermawan, berbagai penghargaan yang diperoleh selama ini dapat mendongkrak level 3C, yaitu confidence atau rasa percaya diri internal, credible atau semakin dipercaya orang eksternal, dan calibration dalam mendekatkan pada standar global. Efeknya, daya saing pariwisata Indonesia semakin membaik.

"Sebagai CEO, Pak Arief Yahya tidak hanya ahli dalam melakukan konsep. Ia pun mumpuni di implementasi. Pariwisata Indonesia kini memasuki era keemasan. Kepercayaan dunia sudah tak terbantahkan," tandasnya.

Dia menilai semua hasil yang dicapai saat ini, masyarakat menjadi tahu kinerja Kementerian Pariwisata di bawah Arief Yahya. Menurutnya, di tengah hempasan bencana yang datang bertubi-tubi, pariwisata Indonesia masih bertumbuh dengan angka yang signifikan.

"Tak bisa dipungkiri, Arief memang cerdas. Ia mampu menerapkan strategi promosi dan cepat merecovery dengan banjir travel advice ke Indonesia. Bencana gempa bumi di Lombok dan erupsi Gunung Agung di Bali beberapa waktu lalu, nyatanya mampu dilewati dengan mulus," puji Hermawan.

Di sisi lain, dia berpendapat Arief cukup tenang dalam menyelesaikan setiap persoalan pelik yang melilit sektor pariwisata. Selalu menggunakan benchmark dan global standard. Bahkan, setiap menemukan masalah baru, biasanya justru keluar teori baru.

Sebagai informasi, Indonesia menjadi Top-20 Fastest Growing Tourism Industry in the World. Kunjungan wisman ke Indonesia tumbuh 22%, atau 3 kali lipat dibanding rata-rata pertumbuhan dunia (6%), dan regional Asia Tenggara (7%).

Target kunjungan wisman juga terus ditingkatkan. Jika tahun ini hanya dipatok sebanyak 17 juta wisman, maka tahun 2019 mendatang meningkat menjadi 20 juta wisman. Ini tentu sudah diperhitungkan bahwa Wonderful Indonesia mampu menarik perhatian dunia.

Terakhir, salah satu penghargaan yang berhasil diraih Kemenpar adalah The Best Ministry Of Tourism. Atau, Best National Tourism Organization (NTO) di ajang TTG Travel Awards 2018.

Penghargaan itu menegaskan bahwa Indonesia memiliki pariwisata berkualitas dunia. Ini kemajuan yang luar biasa. Terlebih, selama 9 tahun terakhir hanya 6 negara di Asia yang menerima award tersebut. Selain Indonesia, penghargaan serupa juga diraih Korea, Jepang, Macau, Filipina, dan Thailand. Bahkan, Malaysia dan Vietnam belum pernah mendapatkannya. (mul/mul)

Hide Ads