Satu lagi destinasi wisata yang layak jadi rujukan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yakni Museum Gusjigang X-Building. Secara umum, museum ini memperlihatkan Kudus dan sejarahnya, serta aktivitas perekonomian Kudus masa lampau hingga sekarang.
detikTravel bersama awak media lain, mendapat kesempatan mengunjungi bangunan tersebut baru-baru ini. Museum Gusjigang X-Builiding berdiri di bagian belakang Museum Jenang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa spot foto yang mereka manfaatkan. Seperti spot foto mengenakan pakaian adat Kudus secara lengkap, baik perempuan maupun laki-laki.
![]() |
Seorang wisatawan, Tri Yuliana asal Menteng, Jakarta Pusat, tak mampu mengungkapkan rasa senangnya bisa mengunjungi Museum Gusjigang.
"Menarik, menarik sekali dan bagus. Saya suka museum selain wisata alam," ungkap Tri kepada wartawan di lokasi.
Semula dia mengira museum hanya berisikan proses pembuatan jenang dan sejenisnya. Ternyata saat dia masuk dan menjelajahi tiap sudut Museum Gusjigang, beragam hal soal Kudus ada di dalamnya.
Mulai dari miniatur Menara Kudus, proses buat jenang tradisional, kerajinan rokok manual, sampai kebudayaan Kudus.
"Meski tidak terlalu besar, tapi mencakup semua. Kayak miniatur Kudus," ucap Tri yang didampingi rombongan.
![]() |
Adapun penamaanya yaitu Gusjigang, adalah falsafah hidup masyarakat lokal Kudus. Sebagai kearifan lokal, dan nilai lokal serta ajaran moral warisan Sunan Kudus.
"Gusjigang adalah akronim bagus akhlaknya (spiritual), pinter ngaji (intelektual) dan pandai berdagang (entrepreneurship). Konsep dari Gusjigang X-Building adalah memperkenalkan dan mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki Kudus kepada masyarakat luas," kata Kirom kepada awak media di lokasi.
Di gedung ini, lanjut dia, wisatawan akan dibawa melihat aktivitas meniti sejarah masa lampau serta menikmati peran menjadi orang Kudus. Ada beberapa konten di tempat tersebut. Di antaranya literasi tentang falsafah Gusjigang meliputi sejarah singkat Sunan Kudus, Sunan Muria, dan karya sastra puisi tentang Gusjigang.
![]() |
Serta ada juga kearifan seni terbang papat, serta kaligrafi karya kaligrafer yang berprestasi nasional hingga internasional.
Tim kreatif Museum Gusjigang X-Building Saryono menjelaskan proses kreatif yang dilakoninya memakan waktu berbulan-bulan. "Tepatnya mulai Mei 2018-Desember 2018," beber alumnus Institut Seni Indonesia Yogyakarta 1993 ini. (wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol