Beberapa bencana alam di tahun 2018 jadi tantangan bagi Kemenpar dalam meraih target 17 juta kunjungan wisman. Menteri Pariwisata Arief Yahya https://www.detik.com/tag/menpar/ pun menilai perlunya mitigasi bencana agar wisatawan terjamin keamanannya dan tidak menimbulkan trauma atau citra buruk Indonesia di mata wisman.
"Teroris, bencana alam bisa terjadi kapan saja. Yang terpenting bagaimana kita mitigasinya. Saya ceritakan saja, terorisme di Jalan Thamrin. Kita menanganinya dengan baik. Kita wajib mengumumkan apa yang terjadi dan juga mencabut semua promosi tentang daerah yang terkena bencana," tutur Menpar Arief Yahya dalam acara Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona Kemenpar, Kamis (20/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BACA JUGA: Antara Turis Berkualitas vs Kuantitas, Menpar Pilih Mana?
Harus diakui, disaster atau bencana itu dampaknya sangat besar bagi dunia pariwisata. Apalagi bencana, baik alam maupun bencana keamanan seperti terorisme, yang tidak dapat diprediksi
Untuk itu Arief sudah menyiapkan tim khusus yang selalu siap berjaga sewaktu-waktu bencana yang tidak diinginkan itu terjadi.
"Kita sudah membuat tim Mitigation Plan yang sangat solid di Kemenpar ini. Jadi kita sudah siap. Bencana selalu terjadi, tidak bisa diprediksi. Relatively tidak bisa dihindari, tapi kalau sudah terjadi bagaimana mengatasinya. Saya menggunakan standar dunia, UNWTO," lanjut Arief.
Tahun depan, Arief berharap tidak ada bencana lagi dalam skala besar yang bisa mengganggu industri pariwisata sehingga target 20 juta wisman https://www.detik.com/tag/wisatawan/ optimis bisa tercapai.
"Kita harapkan seperti itu. Semakin cepat recovery, semakin bagus," tutup Arief.
(wsw/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!