"Kalau pendapat saya sih pembangunan pariwisata yang ideal adalah yang lambat dan dilakukan step by step," kata pakar pariwisata dan dosen Program Studi Pariwisata Vokasi Universitas Indonesia, Diaz Pranita dalam perbincangan dengan detikTravel, Senin (24/12/2018).
Sebelumnya, Menpar Arief Yahya mengakui kalau target kunjungan tahun 2018 sebesar 17 juta orang tidak tercapai. Kenyataannya hanya sekitar 16,2 juta wisman sampai akhir tahun ini atau hanya sekitar 95% dari target yang ditetapkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembangunan infrastruktur dulu, penyiapan SDM dan perangkat hukumnya. Tujuannya supaya lebih banyak dampak positif dibandingkan dampak negatif," jelasnya.
BACA JUGA: Target Wisman 2018 Meleset, Ini 3 Jurus Menpar Untuk Target 2019
Terkait tidak tercapainya target kunjungan wisman ini diakibatkan oleh 3 faktor. Yang pertama adalah gempa Lombok, kemudian polemik Zero Dollar Tourism dan terakhir adalah kecelakaan Lion Air JT610.
Meski begitu, Kemenpar tetap mengejar target 20 juta wisman di tahun 2019. Kemenpat menyiapkan 5 strategi antara lain menambah bandara LCCT, menggandeng Singapura sebagai hub, menyiapkan mitigasi bencana yang bisa mengganggu pariwisata, membidik turis milenial dan menambah cross border tourism.
"Untuk strategi cross border merupakan salah satu yang instan tapi ya mesti talentnya yang kelas dunia untuk bisa mendorong wisatawan cross border," demikian tanggapan Diaz. (fay/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol