Beberapa akun Instagram yang khusus membahas soal pendakian gunung, salah satunya @mountnesia memposting beberapa pendaki yang terkena hipotermia. Dilihat detikTravel, Selasa (8/1/2019) ada pendaki yang terkena hipotermia di Gunung Semeru dan Gunung Slamet.
Dua peristiwa itu terjadi di tanggal 1 Januari 2019. Beruntung, kedua pendaki tersebut bisa ditangani dan selamat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BACA JUGA: Pendaki Asal Makassar Hipotermia di Mahameru, Ini Kronologinya
detikTravel mewawancarai Tjahjadi Nurtantio, seorang penjelajah alam sekaligus guide bagi para pendaki ke Kilimanjaro, Annapurna dan gunung-gunung di Eropa. Tjahjadi bekerja di DAKS Die Welt der Berge (German Alpine and Climbing School) dari Jerman, sudah berpengalaman membawa turis-turis Eropa dalam pendakian gunung di dunia.
"Akhir sampai awal tahun, adalah musim hujan di Indonesia. Risiko terkena hipotermia saat mendaki gunung makin besar," katanya.
Oleh sebab itu, dia menjelaskan ada baiknya para pendaki mengecek ramalan cuaca. Jika intensitas hujan sedang sampai lebat, maka perlengkapan pendakian harus disiapkan lebih teliti dan membawa jaket atau baju ganti. Supaya jika pakaiannya nanti basah, bisa diganti dengan yang kering dan menghindarkan tubuh dari serangan hipotermia.
![]() |
"Hipotermia itu ringkasnya adalah suhu tubuh yang turun karena kedinginan, sampai di bawah 37 derajat Celcius. Oleh sebab itu, perlengkapan pendakian gunung harus lengkap dan jangan lupa siapkan jaket windproof. Sebab, di puncak itu anginnya kencang dan bisa membuat tubuh cepat kedinginan hingga terjadi hiportemia," paparnya.
"Jaga diri dari angin dan dari dingin, jangan sampai keringetan dan basah. Segera ganti pakaian yang basah, usahakan badan tetap hangat. Hipotermia jangan dianggap sepele," tutup Tjahjadi. (aff/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!