detikTravel berkesempatan mengunjungi Sali Bay Resort yang letaknya di Pulau Sali, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Berperahu dari Pulau Saketa selama kurang lebih satu jam, detikTravel yang datang bersama rombongan Teras BRI Kapal Bahtera Seva III tiba di Pulau Sali.
Jangan bayangkan pulau ini sudah ramai dengan pengunjung, nyatanya Sali Bay Resort amatlah sepi karena memang suasana damai dan relaks yang memang sengaja ditawarkan di tempat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai di bibir dermaga, sudah tampak banyak terumbu karang dengan air yang amat jerni sehingga segala kehidupan laut di bawahnya terpampang nyata. Di bibir dermaga saja, tamu sudah bisa melakukan snorkeling.
Stefano, sang pengelola asal Italia, menyambut tim dan membawa detikTravel berjalan-jalan di sekitar bungalow yang berada tepat di pinggir pantai.
![]() |
Resor berbintang 3 ini menawarkan berbagai amenitas seperti resor pada umumnya meski berada jauh di pelosok Halmahera Selatan. Namun jagoannya dari tempat ini adalah tempat diving-nya.
"Sebenarnya tempat dengan level seperti ini juga ada di mana-mana tapi di sini tempat diving bagus dan makanan enak.Di sini bisa kok dibandingkan dengan Maldives. dan lautnya merupakan yang terbaik karena ada reef shark. Kita kasih tarif sekali dive itu Rp 700 ribu. kami juga mengambil para trainer dari kampung yang nggak bisa diving tapi kita latih jadi bisa diving," ucap Stefano kepada detikTravel di Sali Bay Resort, Kamis (7/3/2019).
Dia mengaku sejak resmi dibuka pada tahun lalu, pengunjung terbanyak memang sebagian besar turis asing asal Eropa dengan lama tinggal seminggu. Adapun tarif yang dikenakan sekitar Rp 2 jutaan per malam.
Tunggu dulu, Sali Bay Resort bukan satu-satunya resor di Halmahera Selatan. Sekitar 15-30 menit dari Pulau Sali ada Pulau Kusu yang juga menjadi tempat resor milik keluarga asal Austria, Christian Lichar.
Berbeda dengan Sali Bay Resort, resor milik Christ ini belum sepenuhnya selesai dari diprediksi baru akan bukan pada September ini. Christ menjanjikan resor ini akan jauh lebih mewah dari Sali Bay Resort.
![]() |
"Saya mengeluarkan biaya sekitar 1 juta euro termasuk mesin seperti water supply, cables, electricity, boat. Kami punya feeeling kami akan berhasil karena banyak orang akan datang ke sini karena banyak org ingin tempat yang baru. Dan lokasinya juga memenuhi apa yang kami cari seperti gunung yang sangat penting untuk melindungi dari tsunami dan untuk badai juga gak besar berkat adanya pulau-pulau di sana. Ini safe place. Biasanya kalau mau wisata pantai banyak risikonya," tutur Christ panjang lebar.
Untuk menemukan tempat sekelas Pulau Kusu, Christ sudah menjelajah di berbagai tempat dari Filipina sampai Raja Ampat. Awalnya Christ ini berinvestasi di Raja Ampat namun karena masalah sertifikat, Christ tidak melanjutkannya.
"Ceritanya panjang sampai akhirnya saya ke pulau ini. Saya menghabiskan waktu lama dengan berkeling di berbagai negara kita sudah ke Australia Fiji, Filipina, Bali, Lombok, Sulawesi Utara, Raja Ampat. Lalu kami bertemu dengan teman saya yang menyuruh ke Halmahera saja karena juga bagus sama kayak Raja Ampat dan pada 2016 kita lihat, kita jatuh cinta. Kita melihat ini potensial karena marine life-nya bagus, biodiversity dan banyak spesies terumbu karang," ucapnya antusias.
Namun, PR terbesarnya menurut Christ adalah memperkerjakan penduduk lokal agar dapat berbahasa Inggris. Oleh karena itu, dia akan membuat semacam beasiswa bahasa Inggris bagi penduduk lokal yang akan bekerja untuknya.
Kepemilikan Resor Asing di Halmahera
Perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Selatan, Ikhsan Zamir, mengatakan para bule itu tidak memiliki tanah resor melainkan hanya sebagai penyewa dan membayar fee kepada pemda setempat melalui berbagai pajak.
"Nilai investasi dari tiap resor PMA minimal harus bintang 3 dan harus di atas Rp 5 M investasinya. Pemda sangat mendukung karena menyerap tenaga kerja dan meningkatkan angka kunjungan ekonomi juga lebih bagus," kata Iksan.
Sementara, lahan yang dipakai merupakan lahan dari Dinas Kehutanan. Untuk Pulau Kusu misalnya hanya dipakai 8 hektare saja untuk resor dari 42 hektare tanah di pulau tersebut. "Investor sebagai pengelola dengan kontrak 30 tahun," tandas Ikhsan.
Dibandingkan dengan wisata lain, memang diakui Ikhsan, Halmahera Selatan unggul pada tempat diving. Terhitung ada 40 spot diving tersebar di Halmahera Selatan.
"Sampai sekarang ini ada 3 PMA yang sudah jalan, Sali Bay, Kusu Island resort, yang ketiga di Kepulauan Widi dibangun investor asing. Kita ingin bagaimana caranya kita nggak cuma jadi tempat transit dari Manado. Tapi jadi destinasi, kalau ada resor ini peluang tinggi. Apalagi kalau berlibur butuh tempat baru masa Raja Ampat mulu," tegasnya. Baca berita lainnya mengenai Teras BRI Kapal Bahtera Seva di Ekspedisi Bahtera Seva. (https://www.detik.com/bahteraseva). (ega/aff)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol