Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bintan Wan Rudy mengatakan, Tour de Bintan 2019 diikuti peserta dengan usia rata-rata 40 tahun. Untuk peserta tertua berusia 73 tahun, yaitu Russell Bell dari Inggris yang akan berpartisipasi dalam Tour 3 Hari. Sedangkan peserta termuda berumur 16 tahun, yakni Ryan Wippell yang akan mengikuti Challenge 82 Km.
Adapun lima negara dengan peserta terbanyak adalah Singapura (22 persen), Inggris Raya (18 persen), Indonesia (11 persen), Australia (10 persen), Jepang (5 persen), USA (4 persen), Malaysia (3,2 persen), Prancis (3,2 persen), Jerman (2,7 persen), dan Filipina (2,6 persen).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizky Handayani menyatakan, Tour de Bintan selalu mempunyai warna tersendiri. Apalagi, ajang ini diikuti oleh pebalap-pebalap top dunia. Ini tentunya menjadi sinyal positif bagi promosi pariwisata Bintan.
"Yang menarik, kegiatan ini juga menjadi kualifikasi kejuaraan dunia UCI Gran Fondo. Di mana, hanya ada dua event di Asia dan 21 event di dunia yang merupakan bagian dari Seri Dunia UCI Gran Fondo tersebut. Tour de Bintan sendiri menjadi salah satu event yang tergabung di dalamnya. Bayangkan efek promosi yang didapatkan," jelasnya.
Baca juga: Labuan Bajo dan Nomadic Tourism |
Asdep Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati menyatakan, peserta akan mendapat keuntungan dobel dari ajang ini. Selain bisa mengukir prestasi, mereka juga dapat menikmati keindahan alam dengan jalan-jalan yang ditata lebih baik, serta sejumlah resor kelas internasional yang mengagumkan.
"Dengan adanya kejuaraan ini, kawasan Lagoi khususnya Bintan Lagoon Resort akan terangkat. Sejauh ini, sport tourism selalu membawa multi efek yang besar. Dampak langsungnya hotel menjadi penuh, karena pebalap juga membawa keluarga serta official," ungkapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, sport tourism menjadi salah satu konsep yang cukup berhasil menarik wisatawan mancanegara. Terbukti, dari tahun ke tahun kunjungan wisman ke Bintan terus meningkat. Ini menjadi kabar baik bagi industri pariwisata setempat.
"Sebagai sport event, yang terbesar dicari adalah indirect impact, atau yang lebih sering disebut sebagai media value. Itulah yang tersebar luas di seluruh dunia, dan membuat pamor Indonesia khususnya Bintan makin tenar," tandasnya. (mul/mpr)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum